Saya senang memperhatikan
orang-orang di sekitar saya. Melihat sisi lain dari tiap orang. Mencurinya. Tentu
saja. Dan saya pun mengambil kesimpulan secara sepihak. Diam-diam.
Suatu kali di entah sobekan koran,
di tempelan dinding, status orang, atau twit teman pernah saya baca suatu
kalimat yang menarik (bagi saya). Bunyinya seperti ini kira-kira, “seseorang
paling tidak memiliki tiga kepribadian yang berbeda-beda, yaitu ketika ia
sedang bersama keluarganya, teman-temannya, dan orang yang dicintainya.”
Dan saya percaya itu.
Emmm… salah satu hal yang sampai
sekarang masih terdengar aneh di kuping
saya adalah ketika seseorang berbicara dengan orang lain, ia menyebut dirinya
dengan namanya sendiri. Bukan dengan sebutan aku, saya, gue, awak, dsb. Di telinga
saya itu terdengar menyeba…. Emm, aneh. Menurut saya hal ini (menyebutkan nama
untuk diri sendiri) hanya berlaku ketika saya berbicara dengan keluarga saya
atau dengan anak kecil.
Kebayang nggak sih kalau
tiba-tiba saya ngobrol sama temen dengan kalimat seperti ini, “Hai Tri… Kamu
kemana aja? Tadi malem Cenit ketemu Yoyo loh, lagi jalan sama mba Dinta.”
Atau,” Ayu, mau beli makan ya?
Cenit nitip nasi goreng pedes doong. Dibungkus yaa…”
Berasa mau ngegampar diri
sendiri.
Manja. Kekanak-kanakan. Sok imut.
Tapi hal ini akan berbeda
kesannya bila saya mendengar pelafalan nama itu ketika seseorang berbicara
dengan orang tuanya, kakek, nenek, keponakannya, atau yang penting orang-orang
terdekatnya. Kesannya sama-sama childish
sih, tapi wajar kan? Karena dia sedang berbicara dengan orang tuanya. Okay,
just my opinion. Dan saya masih melakukan ini….. muehehe.
Dan menurut saya, hal itu justru
terdengar so sweet. Sekalipun dia
cowok. Sisi lain. Meskipun si cowok nyebelin, sok ganteng, sok baik kalau lagi
sama temen-temennya, tapi kalau dia menyebutkan namanya ketika berbicara dengan
orang tuanya, itu tetep terdengar ‘manis’ di telinga saya. Haha :D
Jadi, siap-siap kena lirikan dan
senyuman sinis saya aja kalau dengan sengaja menyebutkan nama kamu sendiri
dengan sok imut di hadapan saya. Padahal, nggak ngaruh juga kali yaa….
Yaa setiap orang pasti punya sisi
lain yang kadang tak terlihat. Dan ketika kita ingin memunculkan sisi lain itu,
harus lah kita tau waktu, tempat, dan dengan siapa kita sedang berhadapan.
J

hahaha...tapi ayu gak seperti itu kan cenit??
BalasHapusemm, kalo ayu yang ngomong nggak papa kok, cenit nggak keberatan. Kapan nih main ke kosan cenit lagi? :3
Hapus*ketilep di samudera hindia*