Hello, 2014! :)
Long time no see. :’)
Selalu begitu yaa. Tapi kalau sekarang beneran udah lama
nggak posting. Sibuk? Nggak punya waktu? Cih. Yang ada mah males nulis sama
nggak ada koneksi. :(
Dimulai dari bulan Januari lalu yang pengen posting tentang acara
‘pikinik’ ke Posong sama sahabat-sahabat akuh. Baru bikin draft judul trus udah
tak biarin terbengkalai. Lalalalala~
Sebenernya pengen liat sunrise dari sana tapi seems like impossible. Berangkat jam 4
pagi gitu? Janjian kumpul jam setengahenem aja molor kok. Hih! Berbekal jaket,
sejumput makanan, kami cus pagi itu, di pagi hari 14 Januari 2014 pas Maulud
Nabi Muhammad. :”
Aku sama mbak Eka. Bonita sama Tece. And it was soooooo make
me happy. Kapan lagi bisa begitu. Selama kita masih bisa sama-sama, masih satu
kota, masih punya waktu buat jalan bareng, kenapa enggak. Mudah-mudahan di lain
waktu bisa piknik bareng lagi.
Selama ini hampir tiap dua minggu sekali kami ngumpul. Kalo
pas si Karet, yang notabene satu-satunya yang ‘lagi’ merantau di luar Temanggung,
mudik. Kami bisa kumpul di mana aja sih ya. Rumah Bonita atau alun-alun
seringnya. Sama Masjid Agung, hehe. Pernah suatu kali sampai diusir secara
halus pas ngumpul di alun-alun. Ya iya sih, cuma beli sop buah sambil
duduk-duduk hampir 2,5 jam lamanya. Pedagangnya bilang,”maaf mba, ‘meeting’nya
udah mau selesai belum?” Dyaaaaarrr. Itu tempat duduk umum juga kalik Pak,
punyanya alun-alun bukan punya Bapak. Tapi ya abis itu langsun cao sih. Sholat
di Masjid Agung dan lanjut nongkrong di sana. Astaghfirullah. :(
Thank you for always on, guys! Always on. AON. 3. Three.
Tri. Kartu Ganteng. Apalah. Semacam tempat sampah ya, apa-apa diceritain di
sana. Apa-apa? Nggak juga ding. Pasti kita ada naik turunnya ya. Beberapa hari
ini lagi ‘di bawah’ ya? Sepiiii~~
And. Aku udah jarang galau. Kalau di rumah kadang nggak
kepikiran buat galau. Halah. Kangen sih. Kadang. Itu juga kalau pas
tanggal-tanggal datang bulan. Ahahha. Entah. Apa gunanya rindu seseorang bila
ternyata saat kita benar-benar dipertemukan rasa rindu itu tak kunjung hilang
karena kita hanya saling terdiam? So, yang sebenarnya kita rindukan siapa? Atau
apa? Momennya.
Baru bulan Maret dan udah kepikiran besok kalau ulang tahun
aku mau apa. Tahun ini 23. Ya Allah, makin dikit ya jatah umurnya. Aku makin tua.
Tahun ini aku mau mereka bertiga ngucapin ultahnya pake surat aja. Hehehehe. Ya
meskipun pada nggak tau sih mereka surat itu apa. Kams ~
Nikah? Entah udah saatnya atau belum mikirin hal itu. Satu
anak kosan akhir bulan Maret ini mengakhiri masa lajangnya. Congratulations,
Naim. Kamu berhasil move on. :”)
Kalau aku kayak masih pecicilan, masih pengen jalan dan main
sama teman-teman. Nonton konser. Piknik. Tapi ya nggak munafik sih kalau memang
sering kepikiran, kalau sekarang umur udah mau 23 tapi belum ketemu
‘siapa-siapa’, apa mungkin ntar umur 25 aku nikah? :’) MasyaAllah aku curhate
tenanan. *senyum malu pipi merah*
Nonton konser? HAHAHAHA…. HAHAHA… HAHA… HA…. Terlalu jadi
pecundang untuk minta izin. Pun sama Bapak. Jadi, tanggal 16 Februari kemaren ada
konser Sheila on 7 sama orkesnya Bang Oni, Batiga, dll dalam acara Econostra dan
yaaa cuma kepikiran dikit buat dateng, karena acaranya Minggu malam di Jogja.
Yaudah yaa. Lilo legowo. Lalu 14 Februari, atas kehendak Allah, terjadilah
hujan abu di Jogja dan sekitarnya akibat erupsi Gunung Kelud di Kediri dan
Econostra pun diundur. Entah sebenernya ada kaitannya atau enggak, saya kurang
tahu. Diundur menjadi tanggal 16 Maret dan tetep Minggu malam. Ngobrol ngobrol
ngobrol, si Tece pengen nonton juga. Aku ber-yeay sedikit dalam hati. Tapi lalu
karena seminggu sebelum konser saya didiemin sama Bapak gara-gara pulang
kesorean nggak ngabarin, maka saya urung ke Econostra waktu itu. Takut nggak
diizinin. Padahal ya belum ngomong yaa. Si Tece tetep hadir kesana sendirian,
lalu ngelivetweet. Alhamdulillah beliau udah insyaf, nggak pehape lagi.
Intinya. Aku nggak jadi nonton koser Sheilaaaaa. :(((((
Pertimbangan waktu itu karena Abonita mau wisuda juga
tanggal 29 Maret, jadi biar yang wisuda pasti diizinkan dengan gampang, aku
mengurungkan hasrat nonton om Dut. :”) Tapi, kemudian muncullah SE 13/…../2014
yang isinya bilang kalau tanggal 22, 29, dan 31 Maret dalam rangka penerimaan
SPT Tahunan, KPP dan KP2KP tetap buka pada tanggal tersebut. What the ….! Dan
lebih menyebalkan lagi waktu tahu kalau anak magang di kantorku semuanya masuk
di semua tanggal yang ditetapkan tadi, sementara di kantor lain temanku digilir
masuknya. Dan bodo amat, aku mau izin. Dan selalu kembali menjadi pecundang pas
mau minta izin. Takut tertolak. Takut ditolak. Aku benci penolakan. :’) Yang
kemudian saat itu Kasi bilang mending nggak usah izin, disuruh bikin surat buat
Kepala Kantor, lalu nanti bakal dikirim ke Pusdiklat. Hellllloooo!
Fine. Satu. Saya memang nggak bisa dan nggak tahu cara negosiasi
yang bener. Gimana basa-basi. Gimana nyusun kata-kata supaya menjadi kalimat
yang halus dan ‘menyihir’ kasi untuk memberikan izin tanpa syarat apa-apa. Dua,
pak Kasi agak berlebihan mungkin yaa. Tanggal segitu bukannya yang penting KPP
nerima WP yang menyampaikan SPT Tahunannya ya? Anak magang nggak harus masuk
semua. Tiga, pak kasi ngapain ih pake kalimat mau ngirim surat izinnya ke
pusdiklat juga. Pusdiklat? Pusdiklat apa? Pusdiklat siapa? Yang ada saya dan
temen-temen magang lainnya ada di bawah kantor pusat DJP kalik Pak. :((
Bapaknya mau nakut-nakutin tapi eeemmm… failed. Lalu belum tau ke Jogjanya mau
gimana. Wekekek.
Tersiar kabar kalau DJKN udah mau penempatan definitive,
tapi belum juga. Semoga Ayu mendapatkan yang terbaik. Aamiin. Lalu terdengar
berita pula kalau bakal ada sampta buat DJP selama 5 minggu. ((( SAMAPTA 5 MINGGU )))
Resolusi 2014? Emmmmm……….
Kerasa nggak kerasa sekarang ternyata sudah setahun yang
lalu sejak Satria ulang tahun, makan-makan di PH sama Yopa sama Adit. Tanpa Salman
yang udah balik Medan duluan. Berarti itu udah masa-masa nelangsa bolak-balik
Bintaro-Tebet sendirian. :’)
Sekarang? Kantor deket banget. Tinggal sama orang tua. Iya,
ini zona ternyaman yang pernah ada, meskipun nggak bisa pergi-pergi sesuka
hati. Tapi aku merasa nggak ‘hidup’.
Membiarkan waktu berjalan begitu saja. Membiarkan hidup turut terhanyut dalam
tenangnya waktu yang berputar. Bukankah sesuatu yang diam dan tenang itu justru
menghanyutkan? Membuat kita terlena. Dan tanpa pencapaian apa-apa. Iya, aku
sih. “Let’s go somewhere new!” Yakin udah siap penempatan, Ta? :’)
Drafted on March 26, 2014 21.49 :)