Sabtu, 25 Agustus 2012

CI(N)TA

*random pict from google

Cita

Saya lupa saat masih kecil saya menjawab apa ketika ditanya tentang cita-cita
Mungkin saya menjawab “dokter”, atau guru?
Pasti jawabannya itu-itu saja: dokter, guru, perawat, polisi, pilot, presiden
Mana saya tahu jenis-jenis profesi yang ternyata berjuta jumlahnya
Nggak percaya? Coba deh tanya keponakan atau adik di rumah


Saya ingat, saya pernah takut untuk memiliki cita-cita
Saya masih ingat betapa takutnya memiliki cita-cita
Hah! Kenapa harus takut
Kadang saya perlu waktu beberapa lama hanya untuk menyebutkan satu buah profesi saja sebagai pekerjaan saya di masa depan
Padahal, apa salahnya tinggal sebut?
Takut tidak tercapai,
Takut akan patah semangat,

Padahal, apa salahnya punya cita-cita, punya mimpi
Ternyata memang lebih baik punya banyak cita-cita dan mimpi
Kalau ada yang tak tergapai, masih ada yang lain
Tapi, kalau hanya punya satu mimpi?

Dan benar kata Yeni,
“Become ‘sang pemimpi’ is very common, be ‘pewujud mimpi’”
Dulu takut bermimpi,
Kini setumpuk mimpi sudah menempel 5 cm dari kening saya
Saatnya menjadi pewujud mimpi!

Ah ya, salah satu mimpi saya saat ini
Saya ingin sekali mendaki gunung J

Cinta

Cinta ada dimana-mana
Begitu pun kebencian
Mungkin saya akan mencintai siapa pun yang mencintai saya
Tapi saya juga bisa membenci orang yang mencintai saya
Pun sebaliknya

Saat saya deg-degan ketika ingin bertemu seseorang, apa itu cinta?
Saat saya terus berharap mendapat sapaannya, mention-nya, sms-nya, teleponnya, apa itu cinta?
(Mungkin) saya menyukai seseorang
Tapi saya berusaha tidak memupuknya
Kata Cilla di suatu siang, “jangan dipupuk”
Dan sungguh, saya sedang berusaha tidak memupuknya (sekarang)
Belum saatnya, menurut saya
Mungkin Tuhan akan menuntun saya ketika waktunya tiba

Mungkin kekasih saya (kelak) adalah teman saya sekarang,
Teman di kelas, teman di kampus, teman saat SMA, teman sepermainan saat kecil, teman di suatu perjalanan
Atau bahkan teman dekat yang selama ini di depan mata?
Atau mungkin musuh saya?
Musuh? Menyedihkan sekali bila ternyata saya punya musuh
Atau entah siapa yang kini masih ada di negeri antah berantah?
Tuhan yang tahu
Dia lah sang Maha Pembolak Balik Hati

Tak ada hal lain yang bisa membawa saya menuju cita dan cinta
Selain ikhtiar yang tiada henti
Dan setangkup doa yang selalu terucap dan tertitik dalam hati
Segalanya Dia yang tahu
 

Selasa, 21 Agustus 2012

Cantik itu.....


You are beautiful, beautiful, beautiful….. ~~
Kamu cantik, cantik, dari hatimuuuu ~~


Aduuh.. serius, saya bukan penyuka girlband. Baik dalam maupun luar negeri. Tapiiii… lirik lagu ini bener nggak sih tuips? Kadang kalo dengerin lagu itu, agak jleb-jleb loh. Hehe. Kenapa???

Honestly, kadang saya masih suka banding-bandingin muka saya dengan teman-teman yang lain. Yang nanti ujung-ujungnya kurang bersyukur, sedikit  mengeluh, dan jatuhnya nanti galau. Terus curhat di blog. Udah nggak musim kalii galau tahun 2012. Tapi iya loh, kadang ngerasa kurang putih, jerawatan, kusam. Astaghfirullah :(

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?” (QS Ar Rahman)

Namun, tersadar beberapa saat kemudian, ketika ternyata kecantikan itu memang bukan dari fisik semata. Tapi dari hati, itu jauh lebih penting. Secantik apa pun kamu, kalau akhlak kamu nggak oke, pasti percuma deh. Lagian, para calon suami nggak nyari calon istrinya cuma dari kecantikan yang keliatan secara jasmaniah aja kan yaa. Cieee… yang bentar lagi wisuda trus udah mulai mikirin calon suami #upss

Sungguh terima kasih yang tak terkira buat pencipta lagu Cherybelle tadi, karena sudah menyadarkan saya akan suatu hal yang lebih hakiki :) Tapi ya tuips, meskipun demikian, bukan berarti kita harus melupakan kecantikan jasmani kita loh. Pasti nggak ada kan perempuan yang nggak suka dibilang cantik sama orang lain. Well, nggak harus cantik kok, tapi paling enggak kita nggak ngebosenin kalo diliat… hehe

Dan jaman sekarang ini banyak banget produk-produk kecantikan yang menawarkan keampuhannya untuk mewujudkan impian setiap wanita menjadi cantik. Hati-hati loh sodari-sodari, jangan asal pilih dan asal comot. Salah-salah, ternyata produk pilihan kita nggak sesuai dengan kondisi kulit dan lagi siapa tau bahan-bahan yang terkandung di dalamnya bukanlah bahan yang alami dan halal. No way!

Majelis Ulama Indonesia melalui Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika atau biasa disingkat LPPOM MUI inilah yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk, termasuk kosmetik, aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi agama Islam. LPPOM MUI telah menetapkan standar atau syarat kehalalan untuk produk-produk tersebut. Penasaran?

Ini dia empat hal yang menjadi syarat halalnya suatu produk:
  • Tidak mengandung babi dan bahan-bahan yang berasal dari babi;
  • Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan, seperti: bahan yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran;
  • Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat Islam;
  • Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.
Nah, sekarang udah tau kan guys produk-produk yang halal itu yang gimana. Tapi pasti muncul lagi pertanyaan, gimana caranya milih produk kosmetik yang halal?

Ada beberapa tips yang harus kita perhatikan dalam rangka memilih kosmetik yang halal, simak yuk :)
  • Legalitas produk dan label halal
Sebelum membeli sebuah produk kosmetik, perhatikan dulu kelegalan produk tersebut. Produk yang legal ditunjukkan dengan dicantumkannya nomor pendaftaran di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada kemasan produk. Pastikan pula terdapat label halal serta label MUI yang menyertai label halal tersebut. Label halal yang tidak disertai label MUI patut dicurigai loh :)

  • Komposisi bahan
Jangan lupa periksa komposisi bahan dalam produk tadi. Pastkan tidak ada bahan-bahan yang tidak halal dalam item yang mau kita pakai. Kita bisa berpegang teguh pada syarat-syarat yang telah ditetapkan LPPOM MUI di atas.
  • Nama dan alamat produsen
Nama dan alamat produsen yang jelas dapat mempermudah kita mengakses informasi lanjutan mengenai produk yang bersangkutan. Jadi kita bisa gampang kalau mau tanya-tanya gitu.
  • Mudah dibersihkan
Ini penting loh. Saat kita wudhu, air yang kita basuhkan harus mengenai semua permukaan kulit. Sedangkan ada beberapa jenis produk yang tidak cukup dibersihkan dengan air saja. Padahal kan kita tidak selalu mempunyai banyak waktu untuk membersihkannya lebih dulu.

Nah, sekarang udah tau dong gimana cara milih kosmetik yang halal. Sebagai salah satu referensi, kita bisa pake produk Wardah loh. Wardah merupakan pelopor kosmetik halal di Indonesia. Wardah mengandung bahan-bahan yang aman serta halal untuk dipakai. Jadi tenang deh makenya :D

Jadi, cantik itu…… terpancar dari dalam hati. Dari dalam diri kita. Tapi, bukan berarti mempercantik wajah itu merupakan hal yang sia-sia loh. Apalagi mempercantik diri dengan produk-produk halal. Iya, kan? Worth it kok :)

So, yuk bikin pribadi yang cantik. But still, you’ll be amazing just the way you are.
Beauty inside, beauty outside.
:)


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba yang diadakan oleh BLOGdetik yang bekerja sama dengan LPPOM  MUI dan Wardah, dengan tema “Mempercantikcantik Diri dengan Kosmetik Halal

Referensi:         Beautiful- Cherybelle
http://fashionesedaily.com
http://www.kecantikan.web.id

Kamis, 16 Agustus 2012

LalalabiL


Saya labil.

Kayaknya itu salah satu sifat jelek saya. Eh, masa sifat sih. Terus apa ya? Sifat itu sifatnya permanen bukan sih…

Tulisan ini terinspirasi saat saya sedang merasa labil. Terus kepikiran buat nulis, mayan deh buat dijadiin bahan ketawaan di masa depan. Bakalan senyam senyum atau bahkan ketawa ngakak saat baca tulisan ini. Juga tulisan-tulisan lain di blog ini. Bakalan merasa bodoh dan sok apa banget kenapa sampe bisa nulis beginian dan mengalaminya.. ..haha

Di bawah ini adalah beberapa kebiasaan buruk saya saat ini. Yang sadar dan tidak sadar saya lakukan. Haha..
  • Labil. Moody. Sensitif.
Saya super labil loh sodara-sodara. Saya bisa tiba-tiba sedih di tengah-tengah suasana senang. Ngeri nggak sih cuy??? Semoga orang tua maupun teman-teman nggak ada yang punya inisiatif buat bawa saya ke psikiater atau psikolog. Ampuuunn….
Mood saya juga gampang berubah. Bisa lagi seneng gitu terus tiba-tiba denger atau ngeliat suatu hal yang nggak saya suka, maka mut saya akan segera bertolak belakang dengan yang sebelumnya. Kalo capek juga. Susaaah ya jadi saya.
Beberapa teman juga menyebut saya orang yang sensitive. Emang sih, saya orangnya gampang bête.
Jangan berani deket-deket saya kalo muka saya udah burem. Suram. Saya orangnya ekspresif. Kalo lagi seneng, senyum di wajah nggak bisa disembunyiin. Tapi kalo udah bête, cemberut di muka juga nggak bisa ditutup-tutupi. Ati-ati aja pokoknya, soalnya semua orang tanpa pandang bulu bisa jadi korban semprot kalo saya lagi bete. Tapi kalo saya lagi bete dan ada yang punya solusi buat saya, nggak papa deket-deket Haha… :p
  • Saya itu ngantukan. 
Gampang ngantuk. Serius. Dimana aja saya gampang tidur. Yang paling parah adalah pas naik motor. Entah kenapa, tiap dibonceng mbak I saya sering ngantuk. Jadi, sekarang mending saya yang nyetir di depan. Kan bisa bahaya kalo sampe jatuh.
Paling parah itu pas dulu mau ke rumah Budhe, ngantuknya nggak nahan. Pas di pom bensin mbak I heran kenapa saya nggak turun-turun, akhirnya setelah dua kali dipanggil baru ngeh. Tadi sore jugaa  -_____-
  • Yang ketiga ini adalah kebiasaan buruk yang tanpa sadar saya lakukan.
Saya sering tanpa sadar ngirim sms kosong ke orang, yaitu ketika saya tidur. Heran? Saya juga heran. Aduuuhh… ini kebiasaan paling memalukan yang pernah ada. Nggak tiap hari juga sih, tapi sering, nggak pake banget tapi.
Yang paling sering kena itu adalah temen-temen yang nomornya di atas-atas, misalnya temen dinamika. Kejadian terakhir, saya  ngirim sms kosong ke Ai. Nama Ai di phonebook saya adalah 116 Ai. Aida juga pernah (116 Aida).
Nggak papa lah itu masih temen-temen cewek…. Tapiiii…. Dua kali saya ngirim sms ke temen cowok. Entah apa yang ada di pikiran mereka.
Pernah waktu itu ngirim ke Dian (2G Dian), temen tingkat 2. Masih untung cuma sms kosong. The most parah kejadian adalah saya ngirim password facebook+twitter+email Yahoo saya ke Aji. Waaa… yang mana password itu adalah tanggal ulang tahun saya. Dan tau kapan kejadiaannya? Pas tanggal 19 Juni 2011 kemaren. Pas banget. Begini ceritanya:
Pagi-pagi  tanggal 19 Juni 2011 (lupa jam berapa) si Aji sms, yang intinya dia nanyain “kenapa”. Hah? Saya bingung dong kenapa apanya. Pokoknya sampai 3 sms selanjutnya saya belum ngeh dan kami berdua belum nyambung. Mungkin Aji nggak tau kalo saya sebenernya nggak sengaja ngirim sms itu. Abis itu saya buka sent item di hape saya. Dan alaaaamaaaaakkk….. jam 3 pagi saya ngirim sms ke aji: 19juni91. Ya Tuhaaaan, itu password sayaaaa. Dan hari itu juga pas banget tanggal itu. Pasti lah saya dikira si Aji ngasih kode ke dia :/
Malemnya saya emang smsan sama Aji, bahas soal bimbel yang mau kita urus. Jadi, nama dia ada di recent recipients hape saya. Malu banget ini :(
Dari kejadian-kejadian di atas, saya ngambil kesimpulan gini: saya kan tiap malem nyalain alarm, nah pas mau matiin malah refleks nya ngetik sms dan ngirim sms. Huaaaa…
Yang saya sebutin cuma yang keinget aja, yang nggak inget???  :|
Semoga tidak kejadian lagi ya Tuhaaaan :(
Ini sekalian klarifikasi sih, siapa tau Anda yang baca sekarang dapet sms kosong dari saya tengah malem. Jangan ge er yaa hehehe :p

Itu dulu aja deh tentang kebiasaan jelek saya. Dan semoga emang cuma itu.... hehe. Nggak mungkin deh kayaknya :p
Oke, paling enggak sekarang mood saya udah nggak berantakan lagi sekarang :)

*tulisan ini ditulis kemaren sore..heheh

Jumat, 10 Agustus 2012

Alina: Sepotong Sore


Macet dimana-mana. Bukan hal yang tidak lazim lagi di jalanan ibu kota, apalagi di jam-jam keluar kantor. Semrawut. Tapi setidaknya cuaca tak sepanas biasanya, meskipun sekarang memang sedang musim kemarau. Gerimis satu-satu turun. Tidak begitu lebat, tapi cukup membuat jalanan aspal basah. Aroma tanah yang khas juga terhirup.

Built To Last-nya Melee terdengar mengalun memenuhi mobil Alina. Lagu favorit Alina saat ini. Menemaninya dalam kemacetan beberapa hari terakhir. Tapi sayang kali ini ia sama sekali sedang tak menikmatinya. Teringat oleh Alina kalimat Rasmita, sahabatnya, beberapa jam yang lalu.

“Lo yakin nggak mau pulang juga hari ini. Please ya Lin, ini udah hari kelima lo nggak pulang ke rumah. Lo nggak kasian sama nyokap yang nyariin kemana-mana? Cuma gara-gara masalah itu lo rela bikin keluarga di rumah khawatir?” Rasmita terdengar begitu emosi hingga napasnya tersengal.

Alina hanya diam. Mengiyakan dalam hati. Tapi ia juga keras kepala. Kali ini ngambeknya tak main-main. Seumur hidup baru kali ini ia sampai rela tak pulang ke rumah berhari-hari. Ia menumpang di apartemen Rasmita.

Alina masih belum habis pikir kenapa mamanya tak mengizinkannya mengambil kesempatan itu. Sungguh itu adalah impiannya selama ini. Hatinya sampai saat ini belum bisa memaafkan mamanya. Macet kian menjadi. Stuck. Gerimis mulai mereda.
***

Tepat enam hari lalu ia kegirangan membuka email di lantai 19 gedung kantornya. Tak sabar ia bergegas pulang membawa kabar gembira itu ke mamanya. Tapi yang ia dapati justru sesuatu yang sama sekali tak ia sangka.

“Mama mohon Lin. Mama tau ini impian kamu sejak kecil. Iya, sejak papamu mulai memperkenalkan alat itu kepadamu. Tapi mama sungguh tak ingin jauh darimu. Cuma kamu dan Dania yang mama punya sekarang. Mama nggak akan sanggup kalau kamu harus pergi jauh. Mama tau setelah ini kamu akan membenci mama, tapi Lin, tolong... Mama mohon,” suara mama Alina terdengar parau. Mulai terisak.

Tenggorokan Alina sungguh terasa perih. Ia bahkan tak mampu menangis. Ia masih belum percaya atas kalimat yang baru didengarnya barusan. Ya, usahanya untuk mendapatkan beasiswa belajar piano di Perancis selama ini sia-sia.
***

Alina belum bisa memutuskan, apakah ia akan pulang ke rumah atau ke tempat yang lain. Matahari dengan sinar jingganya mulai berparade. Coba ada pelangi, pasti langit Jakarta akan sedikit lebih berwarna. Macet kali ini benar-benar keterlaluan. Sudah sejak empat puluh lima menit yang lalu mobil Alina hanya mampu bergerak 10 meter.

“Tok..tok...tok....” tiba-tiba terdengar kaca jendela mobil diketuk. Seraut muka bocah dengar rambut kusut nampak berdiri di samping mobilnya. “Kak, minta kaaaak.....,” terdengar suara si bocah setelah Alina membuka kaca. Sejenak ia tertegun. Anak perempuan itu kira-kira masih berumur 6 tahun. Rambut kusut. Baju kumal. Dan lihatlah, apa yang ia bawa. Bukan bawa. Ia menggendong seorang bayi. Alina mengumpat dalam hati, bayi itu pasti belum genap dua bulan.

“Kak, minta kaaak....,”suara anak perempuan tadi kembali menyadarkan lamunan Alina.

“Eh, eh,” Alina agak tergagap. “Umur kamu berapa dek?” tanyanya kemudian.

“Emm...enam tahun kak,” suara gadis pengemis tadi terdengar lemah namun agak mendayu. Tepat. Pikir Alina.

“Ini yang digendong siapa?”

“Ini adek aku kak.”

“Ibu kamu?”

“Ibu meninggal saat melahirkan adek.”

Alina menelan ludah. Tapi sesaat kemudian terpikir betapa maraknya eksploitasi anak dengan menjadikannya pengemis dengan segala remeh temeh cerita karangan. Atau memang begitu adanya? Sesaat ia mengelus pipi sang bayi tadi.

Terdengar bunyi klakson dari kendaraan yang ada di belakangnya. Buru-buru Alina mengeluarkan uang lima puluh ribuannya dan segera memberikan ke gadis kecil tadi.

“Hati-hati yaa kalau menyeberang,” dengan sedikit berteriak ia harap gadis tadi mendengar pesannya.

Alina mengusap keningnya. Percuma. Hanya maju 2 meter. Tertegun ia. “Ibu meninggal saat melahirkan adek,” masih terngiang kalimat gadis tadi.

Langit sore kian merekah. Gerimis telah sempurna menyingkir. Awan gelap juga telah terbawa angin. Alina kini masih tergugu di dalam mobilnya. Di antara kemacetan yang sungguh menjengahkan. Ia tau harus kemana mengarahkan mobilnya kini.

Minggu, 05 Agustus 2012

Y.O.L.O (Part 2)


Kenapa Part 2? Karena Y.O.L.O Part 1 nya udah dibikin sama Deddy. Jadi ceritanya ini sekuel cerita Y.O.L.O. Hehee…. You Only Live Once.

Lagi-lagi saya melakukan sesuatu yang kalo orang Jawa bilang “kewanen”. Saya belum nemuin padanan kata yang pas di bahasa Indonesia. Kewanen berasal dari kata “wani” yang berarti berani, kurang lebih artinya “terlalu berani”, tapi kok aneh ya. Mau tau apa yang baru saya lakukan? Saya kemarin baru saja ikut audisi soloist wisuda. Ahhaha…. Apalagi namanya kalo bukan kewanen. Suara pas-pasan gini. Masih sering fals dimana-mana. Hehe *miris…

Saat buka grup Wisuda 2011/2012 ada pengumuman tentang audisi soloist dan pembaca puisi di acara wisuda besok. Sama sekali nggak tertarik, saya udah minder duluan. Di hari berikutnya saat buka grup tersebut pengumuman ada di bagian teratas. Masih belum minat, tapi saya baca komentar-komentar yang ada di sana. Malemnya saya buka lagi pengumuman itu, di saat itulah saya mulai bimbang, dan saya ngetwit:

Akhirnya saya membulatkan tekad. Tapi tapi tapi …… Sebenernya saya selalu ingin melakukan sesuatu itu diam-diam. Nggak ada temen yang tau. Biar mereka terkejut saat saya tiba-tiba nampil gitu. Hehe. Tapi selalu nggak bisa. Saya selalu butuh dukungan. SELALU. Sampai saat ini saya belum bisa jalan sendiri. Selalu cerita ke temen, mengharap doa dan dukungan teman-teman :’)

Waktu itu selesai sholat Isya’. Imam masih berdzikir. Pikiran saya sudah tak terkendali dan kebetulan yang ada di samping saya adalah Wimpy. Mengalirlah keinginan itu dari mulut saya. Dan Wimpy ngedukung. Makasiiiih Bumbuuuum. Malem itu juga saya donlot lagu-lagunya.

Yang kedua saya bilang sama Saidi. Kenapaaaa? Soalnya hari sebelumnya dia nanya “ikut audisi nggak?” Dan saya jawab “enggak lah.” Penggunaan lah di sini menandakan penekanan bahwa saya sangat nggak mungkin ikut audisi ini. Saya masih cupu. Cuma penyanyi sekelas kamar mandi. Aduuuh sedih yaa. Saya nggak mau dia merasa terkhianati kalo misal tau-tau saya ikut, kan awalnya saya udah bilang enggak. Haha *lebai. Saidi bilang “ iya…. Ikut aja.” Yes !! Dapet dukungan lagi.

Terus saya juga sms Yeni. Yeni bilang, “iyaa, coba aja.” Saya juga cerita sama Fatih, tetangga depan kamar. Fatih juga ngedukung. Hehe. Saya juga sms ibu malem itu, pas udah daftar via sms. Sempet dimarahin Wimpy gara-gara nggak cepet-cepet daftar, dia sampe bilang “sini aku yang daftarin!” -____- Cerita juga sama Ayu pas udah selesai briefing capacity building kemaren. Haduuuhh….tuh kan jadi banyak yang tau.

Dan kenapa akhirnya saya ikut? Karena itu tadi. You Only Live Once. Saya nggak mau kelak saya lebih banyak menyesali apa yang tak pernah saya kerjakan dibandingkan yang saya kerjakan.  

Pagi kemarin saya baru bangun jam 7.45, padahal jarkom dari panitia bilang kalo audisinya jam 8. Waaaa…bergegaslah saya mandi, meskipun saya tau nanti bakalan tetep ngaret. Bangun kesiangan dan buru-buru itu bikin mood berantakan. Di kamar mandi saya males teriak-teriak. Cuma sekali nyanyi terus udah. Sepanjang ganti baju sampai akhirnya dapet giliran maju di depan juri juga nggak ngobrol sama siapa pun. Cuma ngobrol dikit ding sama Zulfa. Zulfa ikut buat pembaca puisi kayaknya. Haduuuh…dia sih udah artis papan atas.

Antrian nggak begitu banyak, tapi nunggunya lumayan lama, hampir sejam. Kalo nggak salah yang daftar 19 orang. Tiba giliran, masuklah saya ke ruang eksekusi. Di sana ada 5 atau 6 yang duduk di depan sebagai juri, terus di samping ada 3 orang, mungkin panitia. Dan dimulailah kejadian memalukan itu.

Pertamanya ditanya mau nyanyi lagu apa. Terus mereka juga bilang kalo saya bisa memulai kalo saya udah siap. Saya agak bingung. Yaudah saya bilang, “emm….yaudah saya mulai aja ya Kak.” Jurinya malah bilang, “tapi suara kamu belum panas loh. Tadi bangun jam berapa?”

Hah? Pertanyaan macam apa ini? Ini gara-gara mata saya yang masih bengkak atau emang suaranya kedengeran kayak orang baru bangun tidur. “Hah? Tadi agak siang…” Malu dong kalo saya harus mengucapkan angka keramat 7.45. Gadis macam apa yang bangun jam segitu? L

Akhirnya mereka nyuruh saya baca not yang ada di papan tulis. Jurinya udah ngasih contoh duluan sih. Tapi saya mana bisaaaaaa…… Saya pun nyerah dan bilang,”langsung aja ya kak,” dengan muka memelas (mungkin). “Yaudah.”

Maka mulailah saya berlalalili. Dan belum habis satu bait saya udah distop. Sekali lagi jurinya bilang,” suara kamu belum panas.” Mukanya udah agak emosi. Dan kembali nanya bangun jam berapa. Akhirnya keluarlah angka "7.45" dari mulut. Haha.... malu! “Terus gimana dong?” tanya saya polos. “Coba deh kamu bilang a e i o u, suara kamu sopran kan?” Akhirnya saya ber- a e i o u dari nada tinggi sampai rendah. Selesai itu langsung nyanyi lagu yang pertama. Hancuuuurrrr sodara-sodara. Fals bertebaran dimana-mana. Saya tau mas-mas panitia yang tadi jemput dan nganterin ke ruangan sampai memalingkan mukanya pas denger saya nyanyi.

Pasrah.

Harus lebih bagus untuk yang kedua. Tetiba inget sms Wimpy pagi ini. She said, “ Kompetisi itu bukan tentang menang dan kalah. Kompetisi itu tentang bagaimana menunjukkan kemampuan terbaik. Kemenangan hanya sebuah bonus dari kompetisi. Do your best cenit! :* “

Kemudian saya tersadar. Saya terlalu sering berpikiran sempit dan terlalu picik melihat suatu hal. Kompetisi adalah tentang kalah dan menang. That’s all. Itu yang selama ini bertengger di pikiran saya. Tapi saya salah. Setelah baca sms bumbum itu setidaknya pagi itu saya bisa melangkah ke tempat audisi dengan lebih ringan. Tanpa beban.

Saat nyanyi lagu yang kedua saya terus menanamkan dalam hati dan pikiran kalo ini hanyalah tentang bagaimana saya menunjukkan kemampuan terbaik saya. Juri pun bilang kalau di lagu yang kedua lebih mending dari yang pertama. Tapi bukan berarti bagus kan ini :|

Masih nunggu pengumuman. Semoga nggak digantung lama. Semoga Allah memberikan yang terbaik.

Thank you very very much buat temen-temen yang udah saya gangguin dengan minta doa dan dukungannya. Hehe.



Inspired by Tere Liye “Sunset Bersama Rosie”




Kamis, 02 Agustus 2012

Alalalala


Semangat mana semangat??? Entah demi apa beberapa waktu belakangan ini berasa nggak punya semangat buat ngapa-ngapain. Nggak punya target yang pengen dicapai. Nggak punya keinginan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Semoga saya bukan termasuk orang-orang yang merugi ya Allah. Naudzubillah.

Parah parah parah. Saya yang biasanya beresin kamar tiap pagi, kini hampir 5 hari baru diberesin. Yang kemarin sering semangat buat masak, jadi males banget. Tapi tadi masak looh. Bahkan cuma masak nasi aja males. Padahal yaaa di kosan nggak ngapa-ngapain. Kadang sumpek juga di kosan, pengen kemana gitu. Tapi kemanaaaa….?

Mut-mutan. Itulah saya. Kalo semangat sedang menggebu-gebu aja semuanya dihajar, berbagai halangan rintangan dihalau, nggak peduli apa kata orang lain. Tapi pas semangat nggak ada, dipamerin temen plus diajak-ajakin ngelakuin sesuatu malesnya minta ampun. Yeni kini terus berevolusi. Aaaaa….aku kapan?? Saat saya punya keinginan untuk melakukan sesuatu, saya pasti cerita ke Yeni. Soalnya dia nggak pernah bilang jangan, dia selalu mendukung saya. Dia selalu membuat saya optimis. Cieeee…

Iya, menurut saya Yeni sedang berevolusi. Kita temenan sejak tingkat satu. Saya tau Yeni banget. Yeni yang dulu (sampai sekarang) ngerasa nggak ada feelnya kuliah di sini. Sekarang Yeni mulai melakukan gebrakan-gebrakan yang menunjukkan Yeni banget. Yeni sangat tertarik dengan tema-tema politik sosial dan perang-perang gitu. Tapi jangan tanya tentang politik di Indonesia. Yeni sama sekali nggak tertarik. Gara-gara ketertarikannya dengan politik luar negeri, Yeni bahkan punya keinginan kalo suaminya kelak adalah pegawai Kementerian Luar Negeri…hahaha. Kalo saya? Kalo saya siiih ...…… *nggak ada yang nanya. Yaudah.

Di kosan Yeni banyak banget bukunya. Tapi saya sama sekali nggak ada yang tertarik. Hehe. Perubahan dia terjadi sejak tingkat 2 kayaknya. Mulai ikut acara-acara yang bergenre sosial, seperti ngajar di lapak. Kalo ini saya juga ikut. Yang paling mengagetkan adalah kemaren saat usai PKL, Yeni tiba-tiba sms. Dia bilang kalo sekarang dia lagi di Malang, ikut International Working Camp. Haduh, acara apa lagi ini. Akhirnya saya gugling dan dapet sedikit infonya. Great!!!! Agak kaget juga saya, soalnya sebelumnya Yeni nggak pernah pergi jauh sendirian deh :p Aaaa…pengen ikut. Di acara ini ada kemahnya. Dari jaman kapan saya pengen banget kemah dan belum kesampaian. Please, siapapun, ajakin saya KEMAH!!!

Sangat menarik mendengar cerita Yeni tentang acara tadi. Kami berdua nyari-nyari lagi, siapa tau ada acara semacam itu lagi. Yeni juga ngajakin buat ikutan masuk ke Green Peace. Ini dalam rangka menunjang cita-cita kami buat dapetin beasiswa kuliah di luar negeri. Semoga tercapai ya kelak. Aamiin. Tapi setelah masuk webnya kami malah bingung -____-

Pas kemarin kami mau buber, saya nyamperin Yeni di kosannya. Dan tau apa?? Yeni lagi belajar sodara-sodara. Sepertinya waktu itu buku manajemen keuangan dan AKL berserakan. Demi apaaa coba??? Selidik punya selidik ternyata Yeni mau ikut sebuah acara di UI, saya lupa namanya. Dan kalo ini bayarnya lumayan mahal. Acara ini lebih mirip ke seminar-seminar gitu kalo nggak salah. Saya nggak tertarik jadinya, ditambah lagi nggak ada acara kemahnya…hahaha. Yakali.

Kesimpulannya adalah kurang contoh apa cobaaaaaa????? Dari situ Yeni mencoba membujuk saya untuk menghidupkan gairah hidup saya lagi *lebai maksimal. Malu juga sih sebenernya tiap Yeni nanya. “Nit, kamu pengen ngapain?”. Dan saya Cuma jawab, “hah?? Ngapain ya? Belum kepikiran.” Suram.

Padahal sekarang ini lagi longgaaaaaaar banget waktunya. Digantung sama yang namanya dosen. Eh, nggak juga ding. Masih untung lah dosen yang ngegantung, bukan cinta. Hueeek…

Baca. Mau banyakin baca buku dulu aja deh. Baca-baca blog orang juga ding, biar nambah wawasan. Hehehe. Siapa tau jadi termotivasi untuk membuat target-target baru dan inovasi baru J

Salam nakalalalala! 
J

Photo source: yeni’s facebook (under Aulia Muqarrabin's copy right)