Selasa, 29 Desember 2015

Di Antara

Karena keadaan di antara ada dan tiada jauh lebih menyakitkan daripada tidak ada sama sekali. 
:)


Jumat, 11 Desember 2015

Yaaaa...enggak sih

Suatu siang dalam sebuah pembicaraan di sela rapat revisi Kepmenpan 31
Saya: "aku kalo nggak suka sesuatu juga langsung ngomong kok."
Teman: "terus kalo suka juga langsung ngomong?"
Saya: " emmmm yaaaa enggaakk siiiih..."

Eeeeeeaaakk

*iya ini nggak penting. Yaudah 

Minggu, 06 Desember 2015

Titik Jujur

Bahasan titik harusnya sudah minggu lalu. Ketika sedang melakukan sesuatu kemudian muncul satu titik yang membuat saya berhenti melalukan kegaiatan yang saat itu sedang saya kerjakan dan berpikir ulang apa hakikat semuaaa yang sedang saya kerjakan. Apa tujuannya, apa latar belakangnya, bagaimana caranya, apakah saya melakukan dengan orang yang benar, apakah ini yang selama ini benar-benar diinginkan?
Semacam titik refleksi yang (harusnya) membantu kita untuk kembali meluruskan niat.

Beberapa hari kemudian titik itu kembali muncul. Bukan lagi berbagai pertanyaan itu yang muncul. Tapi satu kata sifat. Jujur.
Seperti tertampar. Seakan selama ini satu kata itu yang luput dari pikiran saya selama ini.
Jujur.
Bahwa sesungguhnya kejujuran adalah di atas segalanya. Jujur dalam perkataan dan perbuatan. Dalam dua kejadian, dua-duanya telah teruji. Dengan hasil yang. Membuat saya. Kecewa.
Entah mungkin hanya kecurigaan saja atau kah memang sesuatu yang tak dimilikinya.
Apakah saya tak cukup menjadi teman yang pantas untuk mengetahui sesuatu secara utuh dan apa adanya?
Mungkin memang hanya sebatas ini. :)