Entah kenapa di dini hari menjelang pagi ini tiba-tiba hati saya sendu. Sendu? Emm, oke, aku nggak tau apa padanan kata yang pas. Karena satu kata “suami”, atau dua kata “calon suami”.
Kepikiran gimana calon suami saya besok. Haha. Random. Padahal tadi, abis kumpul Gamata, aku ngobrol sama mbak Ika dan bilang kalo sementara ini aku nggak mikirin pacar, jadian, calon suami atau bahkan suami. Yup, target nikahku adalah di umur 26 atau 27. Amin.
Kadang emang sering ngiri liat teme-temen yang udah punya pacar dan jalan kemana aja berduaan. Tapi kadang juga biasa aja. Kenapa? Karena aku emang belum kepikiran buat pacaran. Bohong! Aaah. You know me so well. Saya adalah gadis labil tingkat tinggi. Yang mudah tersugesti dan dipengaruhi. Kadang pengen pacaran dan dalam hitungan detik akan segera berubah pikiran “buat apa pacaran sekarang kalo masih mau nikah di usia 26 tahun?”
Good looking (nggak berarti ganteng), bisa main music, nggak terlalu serius (humoris: biar bisa ketawa-ketiwi), rajin ibadah, nggak ngerokok, maskulin bangetlah pokoknya. Berlebihan nggak ya Tuhan? Secara logika dan dengan pikiran yang jernih itulah pria idaman saya.
Tapi kemudian lihatlah dirimu sendiri Ta! Kamu punya apa? Wajar ya kalo kamu punya tuntutan sebanyak itu? Haha.. anti klimaks ya. Ketika aku pengen punya pendamping hidup dengan segala criteria itu, tapi aku nggak ngeliat ke diri sendiri apa yang aku bisa dan miliki sekarang.
Dan ketika hati yang bicara. Tsaaah. Lebai. Emm, maksutku saat hati kitalah yang nentuin. Saat tiba-tiba kita ketemu orang dan kita merasa nyaman dengannya. Apa criteria tadi masih berlaku? Sering nemuin orang yang sangat terlihat asik kalo dilihat dari jauh, tapi pas ngobrol ternyata kita nggak nyambung. Dan pas nemuin orang yang nyaman, mana yang akan jadi prioritas Ta?
Kenyamanan yang kamu dapat atau pemenuhan segala criteria di atas?
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang
keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang
mulia (surga)”. (QS An Nur: 26)