Minggu, 09 Desember 2012

Our Dreams


Saya benar-benar percaya kalau Allah mendengar doa-doa saya. Menjadikan mimpi-mimpi saya menjadi sesuatu yang benar-benar nyata. Semuanya hanya tentang waktu. Emm..bahkan sesuatu yang tidak terlantun dalam doa, tapi cuma selintas kepikir.

Jakarta,
Minggu, 2-12-2012

Dalam sebuah perjalanan pulang naik busway, Ayu mengangkat topik tentang mimpi ini. Ternyata Ayu masih inget cerita saya. jadi, duluuu pas abis dikenalin sama salah satu anggota gengnya, saya cerita sama Ayu kalo ini semacam “my dream come true”. Hahah. Dulu pertama kali ngeliat dia manggung, saya cuma mbatin kayaknya seru juga ya kalo bisa kenal. Sumpah ini nggak penting. dan taraaaa….saya beneran kenal. Suatu hal kecil bukan. Banyak kejadian yang semacam itu yang saya alami. Banyaaaak.

Poinnya adalah, itu saya cuma “mbatin”. Membatin. Nggak sampe yang ngarep banget. It means, Allah bener-bener tau apa yang kita pikirin dan kita pengenin meskipun sama sekali nggak terucap.

Di bawah ini adalah mimpi-mimpi saya saat ini. Saya sama Ayu janjian bikin beginian. That’s why saya pake judul “Our Dreams”. Ayu juga bikin di blognya. Ada 11 biji. Tentang angka sebelas ini nggak ada filosofinya sih. Haha --________--
  •  Manggung di Java Jazz Festival
  • Punya buku sendiri. Emm…maksutnya tulisan saya diterbitin jadi buku gitu :3
  • Jadi manager. Tapi entah, belum kepikiran pengen jadi manager apa K
  • Menghajikan bapak ibu
  • Sekolah dan nyekolahin adek sampe setinggi-tinggi-tingginya
  • Mendaki gunung sampai pucuk-pucuknya
  • Membawa misi budaya ke tingkat internasional, misal: nari, paduan suara lagu-lagu daerah, main angklung
  • Travelling ke Pulau We. Versi koper Alhamdulillah, versi ransel lebih seru! :D
  • Bikin toko cokelat dan kue ulang tahun
  • Ngelakuin kegiatan seru dan menyenangkan sama anak-anak kurang beruntung
  • Bisa nyetir mobil sebelum nikah…hahahaha..
Memang kadang saya takut untuk punya keinginan-keinginan kayak gitu. Tapi ya selama kita bisa bermimpi kenapa enggak. Dan agak malu juga sih mau publish beginian di blog. Tapi ya bodo amat, ini blog saya. *Evil smirk*

“Write what you wanna write, not what the people wanna read.” – lupa siapa

Dan, siapa tau justru bisa menginspirasi orang juga untuk ikutan menenun (temennya merajut maksutnya) mimpi-mipi. Dari 11 poin itu, nggak ada urutan prioritas. Saya sih pengennya nomor 1 semua, tapi ya mana bisa K


Become 'sang pemimpi' is too common. Be 'pewujud mimpi'. -- Yeni

Ada Allah yang selalu menjaga rahasiaNya di sana. Sesuatu yang pasti baik bagi kita. Meskipun itu bukan yang kita inginkan. Pasti.

Ayu, kita pasti bisa mendapatkan apa yang kita inginkan! :D


To be continue untuk mimpi-mimpi berikutnya....!!

Senin, 26 November 2012

Antara Syukur dan Ngeluh


Saya sadar kalau semakin sering saya bilang, “aku seneng kok ngejalanin ini. Ini kan keinginanku..bla..bla..bla” justru menunjukkan kalau keadaan saya sebaliknya. Emm… gimana ya? Memang semua yang saya lakukan itu adalah atas dasar keinginan saya dengan pertimbangan-pertimbangan lain.


Tetapi kadang keadaan lingkungan dan variabel lainnya yang tidak mendukung saya. Bukan maksud hati menjadikannya kambing hitam. Tapi…………aaaa……….!!!

Dan sungguh, saya nggak mau ngeluh. Cuma nyinyir K
Sama aja.

Kalau beneran dipikir dan dirasakan dengan hati, semua ini sungguh pantas dan WAJIB disyukuri.

Magang. Sendirian. Nggak ada temen.
Bukanlah akhir dari dunia. Fatih aja yang bener-bener sendirian di antah berantah sana aja adem ayem.

Bersyukur taaa!!! Maka Allah akan menambah nikmat untukmu.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?”
:’)

Jumat, 16 November 2012

Journey of Life


"The journey to understand what we want to be in life can be very tough and full of challenges. But never give up because eventually it'll all just come to you. Like a soulmate. And when it does, go for it. Have no regrets. And have faith..."
  -Diana Rikasari-

Sisi Lain


Saya senang memperhatikan orang-orang di sekitar saya. Melihat sisi lain dari tiap orang. Mencurinya. Tentu saja. Dan saya pun mengambil kesimpulan secara sepihak. Diam-diam.

Suatu kali di entah sobekan koran, di tempelan dinding, status orang, atau twit teman pernah saya baca suatu kalimat yang menarik (bagi saya). Bunyinya seperti ini kira-kira, “seseorang paling tidak memiliki tiga kepribadian yang berbeda-beda, yaitu ketika ia sedang bersama keluarganya, teman-temannya, dan orang yang dicintainya.”
Dan saya percaya itu.

Emmm… salah satu hal yang sampai sekarang  masih terdengar aneh di kuping saya adalah ketika seseorang berbicara dengan orang lain, ia menyebut dirinya dengan namanya sendiri. Bukan dengan sebutan aku, saya, gue, awak, dsb. Di telinga saya itu terdengar menyeba…. Emm, aneh. Menurut saya hal ini (menyebutkan nama untuk diri sendiri) hanya berlaku ketika saya berbicara dengan keluarga saya atau dengan anak kecil.

Kebayang nggak sih kalau tiba-tiba saya ngobrol sama temen dengan kalimat seperti ini, “Hai Tri… Kamu kemana aja? Tadi malem Cenit ketemu Yoyo loh, lagi jalan sama mba Dinta.”

Atau,” Ayu, mau beli makan ya? Cenit nitip nasi goreng pedes doong. Dibungkus yaa…”

Berasa mau ngegampar diri sendiri.

Manja. Kekanak-kanakan. Sok imut.

Tapi hal ini akan berbeda kesannya bila saya mendengar pelafalan nama itu ketika seseorang berbicara dengan orang tuanya, kakek, nenek, keponakannya, atau yang penting orang-orang terdekatnya. Kesannya sama-sama childish sih, tapi wajar kan? Karena dia sedang berbicara dengan orang tuanya. Okay, just my opinion. Dan saya masih melakukan ini….. muehehe.

Dan menurut saya, hal itu justru terdengar so sweet. Sekalipun dia cowok. Sisi lain. Meskipun si cowok  nyebelin, sok ganteng, sok baik kalau lagi sama temen-temennya, tapi kalau dia menyebutkan namanya ketika berbicara dengan orang tuanya, itu tetep terdengar ‘manis’ di telinga saya. Haha :D

Jadi, siap-siap kena lirikan dan senyuman sinis saya aja kalau dengan sengaja menyebutkan nama kamu sendiri dengan sok imut di hadapan saya. Padahal, nggak ngaruh juga kali yaa….

Yaa setiap orang pasti punya sisi lain yang kadang tak terlihat. Dan ketika kita ingin memunculkan sisi lain itu, harus lah kita tau waktu, tempat, dan dengan siapa kita sedang berhadapan.
J

Rabu, 14 November 2012

Welcome to The World, Sakha!


Sabtu, 3 November 2012. 19.35 WIB

Akhmad Sakha Arkan Wiratama

Akhmad adalah nama kecil Nabi Muhammad yang berarti jujur, terpercaya. Sakha berarti berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung. Arkan bermakna mulia, dan Wiratama berarti memiliki keutamaan.

Nama yang lumayan panjang dan boros huruf ‘A’. Setiap kata dalam namamu juga bermakna. Benar-benar bermakna. Kamu tau apa artinya? Ayah dan ibumu menginginkanmu menjadi seperti apa yang ada dalam namamu. Nama yang akan kamu bawa hingga dewasa nanti. Nama yang akan selalu melekat padamu.

Kehadiranmu adalah kebahagiaan bagi kami. Ayah ibumu terutama. Kamu akan menjadi penerus generasi mereka. Generasi kami. Kamu yang akan meneruskan cita-cita mereka.

Kamu tau, sepertinya kamu terlalu cepat lahir ke dunia. Entah. Kata ibumu, mungkin kamu akan hadir di awal Desember. Tapi ini baru awal November. Sudah tak tahan ingin segera melihat dunia?

Membaca sms ibumu, aku hampir tak percaya.

3 November 2012. 20.13
Tata, keponakannya udah lahir, cowok, tadi jam 19.35.

Sungguh aku tak percaya. Aku langsung menelepon ibumu, tapi mungkin ia masih lelah. Lalu ibuku lah yang berbicara padaku. Dan ya, kamu telah lahir. Percaya atau tidak, aku meneteskan air mata. Ya, untuk kamu yang bahkan sampai sekarang kita belum saling bertemu. Belum sempat mencubit pipimu yang pasti masih sangat halus. Haha. Tante yang jahat. Besok kalau kita bertemu aku tak akan henti menciumimu nak :p

Ibuku selama 2 malam menjagamu di rumah sakit. Kamu nggak rewel katanya. Ibumu juga sering bilang kalau kamu jarang menangis di malam hari. Ngompol paling sekali atau dua kali. Tapi entah kalau siang, ibumu bilang kalau kamu bahkan sampai kehabisan popok. Haha. Ini bulan November nak, musim hujan. Jangan ngompol banyak-banyak yaa J

Dunia adalah tempat dimana kamu bisa melakukan apa pun. Kamu selalu punya pilihan. Tinggal pilih. Kamu mau yang putih, hitam, atau bahkan abu-abu. Kamu juga bisa dengan senang hati memilih yang kanan atau kiri. Kesenangan yang masih ada batasannya. Tidak, batasan itu tidak akan mengekangmu. Batasan itu yang akan menjagamu dan menuntunmu untuk tetap di jalur yang benar. Kamu tau? Belakangan ini banyak sekali yang sudah keluar jalur. Ya, bisa dibilang tersesat. Entah sengaja atau tidak.

Kamu tau, kadang aku iri. Sungguh, kadang aku iri. Pada mereka yang bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan.
                                                  
Ahh… lupakan. Tapi aku juga berjuang untuk menghilangkan iri itu kok. Aku juga melakukan apa yang aku inginkan. Aku tau apa yang aku mau. Aku tau kapan aku akan merasa nyaman dan kapan aku merasa tak enak hati. Jadi, untuk apa iri. Itu hanya akan menjadi energy negatif yang memperlambat jalanmu nak.

Nak, lakukan apa yang kamu mau. Apa yang kau cita-citakan. Katakan semua yang kamu inginkan padaNya. Bersyukurlah ketika apa yang kamu inginkan telah terpenuhi. Bersyukurlah atas semua yang kamu miliki. Hal sekecil apa pun itu. Iya, padaNya. Syukuri semuanya. Maka kau akan bahagia. Bersyukur pada Dia yang membawamu ke dunia ini.

Dan tetaplah rendah hati. Pernah dengar tentang ilmu padi? Ah ya, kamu baru saja tiba. Biar aku kasih tau. Padi itu semakin berisi, maka semakin merunduk lah batangnya. Kamu tau apa artinya? Yaa… dia tetap rendah hati. Semakin rendah hati. Semakin banyak entah ilmu, teman, keluarga, atau harta yang dimiliki, tetaplah rendah hati.

Ah, sungguh tak ingin berlama-lama lagi menunggu waktu itu. Waktu untuk bertemu denganmu. Tunggu aku ya.

See you soon! And, 
Welcome to the world, Sakha!
 




Bulik Tata


Seminggu Magang, Sebulan Pasca Wisuda


9 November 2012. 
Tepat 7 hari magang dan waaaa…. Ternyata wisuda udah sebulan yang lalu. Kerasa  nggak kerasa yaa :’)

Satu hari kerja pasti jadi kerasa lama banget kalo di kantor nggak ada kerjaan, cuma duduk-duduk- bengong-nggak-tau-mau-ngapain-dan-jadi-nggak-enak-ati. Tapi kalo ada kerjaan jadi nggak kerasa, tiba-tiba udah setengah 6 aja.

Dunia kerja. Dunia kantor. Bener-bener dunia yang baru buat saya. Dan jadi berasa tua. Baru berasa ngerasain ‘inilah hidup yang sebenarnya’. Naik angkot bareng sama orang–orang yang berangkat kerja juga. Rapi-rapi. Macem-macem. Beda-beda.

Di kantor orangnya juga beragam. Beberapa kali pernah ngeliat mas-mas yang muka + posturnya kayak di tivi. Entah di iklan atau videoklip apa. Tinggi, mancung, pake kacamata. Terus kayaknya pendiem gitu. Ih, sumpah yaa, mirip di iklan Pond’s apa ya? *ngaco

Let me tell you about orang-orang di bagian pajak ini:
  1. Pak Agus. Pak Agus ini ibaratnya bapak saya. Beliau yang ngebimbing saya dari awal, yang suka ngasih kerjaan. Banyak ngajarin ini itu. Ngobrol ngalor ngidul. Dan sayaaaa…..nyambung. Dari pertama ketemu dan dikenalin sama Pak Otong, saya udah dapet chemistrynya. Cieee…Anak-anak Pak Agus sepantaran sama Rafli dan Rayyan.
  2. Pak Dedi. Beliau manajer pajak. Dua hari pertama dulu, tiap ngelewatin saya yang lagi diem, Pak Dedi pasti langsung nyuruh orang-orang di sekitar saya buat ngajakin ngobrol. Saya keliatan melas banget kali yaa. Beliau ini orang pertama yang dikenalin sama Pak Otong. Sampai sekarang sih sebenernya jarang berinteraksi sama Pak Dedi.
  3. Pak Deni. Pak Deni ini suka banget becanda. Asik sih, bikin suasana nggak garing. Saya juga sering ikut ketawa-tawa aja. Tapi bener-bener harus ati-ati sama bapak satu ini kalo ngomong. Becandaan Pak Deni kadang agak-agak menjurus gitu. Di hari pertama kerja dulu, kebetulan hari Kamis. Tanpa blak-blakan beliau membicarakan apa yang sedang diminumnya dan buat apa khasiatnya. Bukan cuma ke saya sih, tapi ada beberapa orang lagi. Hellooooo pak, kita baru kenal dan saya cewek sendiri di situ -_____- Pak Deni suka nyanyi. Dibuktikan dengan sering muter lagu-lagu sebangsa Ada Band, Dewa19 versi jadul, dll. Suaranya juga oke menurut saya, nggak fals :p Kayaknya suatu saat kita harus bikin album duet pak! :D
  4. Mas Romy. Dia ibarat kakak saya. Suka ngasih kerjaan dan ngajarin dulu. Suka becanda juga. Seneng minum kopi. Nggak jaim. Tiap pagi, setelah naro tas, tanpa malu-malu nyemprotin parfum ke bajunya, dan tepat di sebelah saya. Haha… Saya sih pura-pura nggak tau. Umurnya 3 tahun di atas saya. Pake kacamata.
  5. Mas Yudhi. Kadang seharian kami sama sekali nggak ngobrol. Emm…menurut saya dia agak jaim orangnya. Mas Yudhi ini 2 tahun di atas saya. Dua orang tadi pake kacamata semua. Sering dibilang kembar. Haha. Pokoknya kalo ngeliat mereka berdua, saya berasa lagi di dunia imajinasi. Mereka berdua plus mas-mas yang saya ceritain di atas (yang mirip di iklan) itu seperti imajinasi yang pernah saya bikin, kalau orang-orang di dunia kerja penampakannya seperti itu :3
  6. Pak Refan dan Mas Dimas. Kalo lagi nggak sibuk Pak Refan sering ngajak ngobrol. Istrinya kemarin baru lahiran. Anak pertama kayaknya. Sama Mas Dimas saya jarang ngobrol. Dia satu tahun di atas saya. Kayaknya sih suka becanda juga, tapi sampai sekarang saya belum nyambung :p
  7. Bang Oji. Ya ampuun, hampir aja kelupaan. Bang Oji ini orangnya nyentrik menurut saya. Berkacamata. Suka banget dengerin musik pake headset. Saya penasaran deh apa yang didengerin :3

Dan betapa beruntungnya, saya juga punya Ayu. Tiap kali bosen atau nggak ada kerjaan, langsung sms Ayu. Kalo Ayu lagi nggak sibuk ya dibales, kalo sibuk ya Ayu balesnya agak lama. Emm…saya belum butuh ‘itu’ kok yu, selama Ayu masih mau nerima aku ‘nyampah’….eeea.

Emm….kadang masih sulit adaptasi. Tapi ya bodo amatlah, sebisa mungkin saya ramah sama setiap orang. Kalau lagi bolong atinya ya tiba-tiba nyamperin mbak-mbak, ngajakin ngobrol, nanya-nanya basa-basi.  Dan sekarang udah sering diajakin ngobrol sih, di bus, di toilet, atau ada yang nyamperin ke meja J

Hari Kamis kemarin adalah hari yang panjang. Kenapa? Karena hari itu ngajar Rafli sama Rayyan. Naik angkot D10 dari BTC, untung ada mba Desti. Pas hari pertama udah kenalan sama mba Desti, tapi lupa. Terus kemaren pas ketemu di toilet kenalan lagi..haha. Abis D10 nyambung lagi D18. Sebenernya bisa nggak ngangkot lagi, tapi nggak tau harus turun dimana, dan jalan ke arah mana. Lagian kalau malem sepi banget katanya. Yaudah, turun di perempatan Duren terus nge-D18.

Sholat magrib, trus makan bareng Rafli sama Rayyan. Setengah 7 ngajarin Rayyan perkalian matematika sampe setengah8. Terus dilanjutin Rafli, belajar bahasa Inggris. Jam 20.30 saya udah mulai resah. Takut udah nggak ada angkot dan nggak ada yang nganterin+nungguin sampe naik angkot. Kebetulan bu Ananya lagi pengajian. Yaudahlah 20.30 tet saya pulang. Sendirian. Itu gelap banget. Nungguin angkotnya di deket makam. Untung ada orang yang lagi telponan di situ. Serius saya takut banget. Sekitar 10 menitan baru ada angkot. Saya sempet mikir mau balik lagi ke rumah bu Ana minta dianterin. Alhamdulillah. Mana si Rayyan nggak mau les Sabtu lagi. Dan berarti kejadian seperti ini dimungkinkan akan terjadi lagi L L

Jumat pagi sempet galau mikirin makan siangnya mau gimana, soalnya biasanya pada ke luar ke BP. Dan untung ada yang ngajakin jugaaaa…haha. Awalnya mba Feny, bilang mau makan di SS. Aku sih ayo-ayo aja. Kayaknya mba Feny sama 1 atau 2 orang lagi. Terus tiba-tiba mba Yanti dateng. Katanya mau ke BP. Akhirnya aku lebih milih mba Yanti. Kenapa? Soalnya mba Yanti sendirian. Iya, saya lebih seneng ke pendekatan personal dulu. Kenal deket sama satu orang dulu, pasti nanti kenal ke orang banyaknya lebih gampang. Mba Yanti enak. Dewasa. Iya sih dia dua tahun di atas saya.

Oya, Jumat ini 9 November kan ya? Akadnya Silmi. Selamat ya Silmi cantiiiik, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Sayang ih nggak dateng ke resepsinya L
Buat temen saya di sana, sebut saja namanya Mawar. Emm….kita nyantai-nyantai dulu aja lah ya. Berbakti sama keluarga dulu. Saya tau kamu galau, tapi nggak mau ngaku. Hahaha…. :p

“tenang nit, nggak galau kok..Cuma kepikiran… hahaha. *apa bedanya kalau gitu”

“nggak galau kok. Cuma kadang pas berangkat kerja atau pulang aku mikir ngebosenin juga…bla bla blaaa”
*nggak tega kalau mau nulis satu kalimat penuh L Lagian pasti saya jadi orang terjahat di dunia kalau nulis semua. Hahaaa….

Seminggu magang, sebulan pas setelah wisuda. Kadang-kadang mikirin temen-temen lagi pada ngapain. Banyak yang travelling. Banyak yang merantau ke Pare, Kediri, les bahasa Inggris. Yang magang juga nggak kalah banyak. Yang di rumah dan bantuin orang tua juga pasti ada. Jalan hidup orang memang beda-beda ya…

Ah yaaa….keponakan saya udah lahir. Ini kayak mau ngerjain tentenya. Baru juga pergi 5 hari ninggalin rumah, tiba-tiba udah lahir. Welcome to the world, Sakha!!! :”D

Minggu, 04 November 2012

Magang


Hari 1
1 November 2012

Berangkat dari kosan pukul 07.20. Takut ketinggalan bus ceritanya. Udah mulai nyari sarapan dari jam 06.15. Jalan buru-buru. Pake baju seragam kuliah. Naik angkot dari depan kampus, turun di BTC trus celingukan kayak orang ilang nyari bus karyawan Jaya. Setelah nanya ibu-ibu yang lagi nyapu jalan, akhirnya ketemu. Ternyata busnya biasa, nggak ada tanda-tanda Jaya gitu.

Pas udah duduk, diajakin ngobrol sama bapak-bapak, udah agak sepuh. Sepanjang perjalanan ngobrol terus. Tapi….. saya sama sekali nggak inget bapak itu siapa. Lagak-lagaknya sih kami udah kenalan hari sebelumnya. Bapaknya tau banget sama saya. Cieee….

Bapak Kamto ternyata namanya. Hasil obrolan dengan Pak Deni. Nama Pak Deni pun saya tau dari Pak Agus. Kalo sama Pak Agus saya langsung inget, soalnya yang nganterin pulang pas kenalan tanggal 31 itu.
Kembali ke topik. Pak Kamto ini baiiiik banget, beliau ngambilin kartu absen+ngabsenin buat saya sekalian. Trus pas jalan saya ngikut bapaknya. Tuh kaaaan bener, ternyata beliau di keuangan juga. Kemaren udah kenalan berarti.

Di kartu absen tertulis 07.54. Kantor masih sepi banget nget. Setengan9an lebih baru dikasih kerjaan sama Pak Agus. Ngentri bukti potong PPh 23. Di sela-sela ngerjain itu, Pak Agus ngajakin muterin ruangan lagi buat kenalan. Dan, yah, saya belum bisa nginget satu-satu.

Di bagian pajak ini, saya cewek sendirian. Lumayan rame sih orang-orang di bagian ini. Orang yang di bagian lain bilang kalo saya masuk sarang penyamun. Haha. Ada Pak Dedi, Pak Agus, Pak Deni, Pak Oji (?), Mas Romi, Mas Yudi, Mas Dimas. Di ruangan itu buanyaaaak banget orangnya. Mana bisa saya inget semua.

Pas jam istirahat saya sok-sokan ngobrol sama mbak-mbak. Ternyata dia anak magang juga. Mahasiswi UMJ semester 7, kami seumuran seangkatan ternyata. Udah manggil-manggil pake mbak lagi. Hehe. Namanya Nova. Belum nemu chemistry-nya. Tapi bentar lagi, tanggal 6 dia udah selesai magangnya. Terus aku sama siapaaaa? L

Singkat cerita, saya solat dhuhur, terus nggak makan siang. Males banget ke kantin sendirian. Nova bawa bekal dari rumah. Babe-babe sama mas-mas pajak nggak tau pada ngabur kemana. Yang mbak-mbak di bagian lain juga nggak ngajak-ngajakin. Kesian banget deh saya. Ditanyain sama Pak Otong pas jam istirahatnya udah selesai.

Kerjaan setelah istirahat apa ya, lupa. Pokoknya setengah 6 baru keluar kantor. Naik bis karyawan lagi. Menduuuung banget. Sempet gerimis bentar. Kelaperan. Turun bisnya di lampu merah, terus nyambung  D09. Nggak langsung pulang. Ke PJMI dulu, mau rekaman (rencananya K). Pengennya beli nasi goreng, eh, tapi tutup. Yaudah beli yang lain.

Tapi malem itu, kami gagal rekaman. Nggak capek-capek banget sih. Tapi berasa lemes aja, kurang semangat. Kekurangan energy positif keknya. Partner saya juga nggak sesemangat hari sebelumnya. Mungkin pikirannya udah di kampung halaman K

Berita buruk untuk malem itu adalah, ya, kami gagal rekaman lagi. Padahal ini malem terakhir sebelum Saidi pulang. Terus kapan dong kita bikin videonyaaa? Berita baiknya, mouse yang saya rusakin kemarin bisa bener lagi. Gegara saya banting lagi. Disuruh sama yang punya siih. Emang harus gitu kali ya, kalo rusaknya karena kebanting, benerinnya ya dibanting lagi oleh orang yang sama. Haha…

Maaf ya kakak, barangnya banyak yang saya rusakin. Semoga mendapat ganti yang lebih baik :p

Pulangnya ke Harmoni dulu. Harmoni swalayan ya ini, bukan ibu saya L, buat beli lampu. Masa kemaren malem pas baru pulang trus leyeh-leyeh di kasur, tiba-tiba lampunya mati. Yaudah malem itu beraktivitas dan tidur dalam kegelapan. Untung masih dapet sinar lampu di luar. Oke, saya beli yang 13 watt. Nyampe kosan langsung masang.

Tau kan masalah saya di mana kalo urusan masang lampu? Iyeeee…. Saya kurang tinggi. Untung di kosan ada kursi yang nggak dipake. Saya angkat deh ke kamar, terus berdiri di atasnya. Yaiyalah. Agak gemeteran, nggak ada yang megangin. Nggak enak mau minta bantuan adek kos. Baru kenal sama 2 orang, yang satu sama-sama di atas, yang satu di bawah. Pertama nyopot lampunya dulu, dan saya salah megang. Bodohnya saya malah muter kacanya, bukan yang bagian ujung yang diputer. Ini gara-gara nggak nyampe. Dan pecah deh kacanya. Jempol kena luka dikit sampe berdarah…muehehehe. Tapi Alhamdulillah bisa copot juga lampunya B)

Oke, saya butuh tumpuan lagi biar bisa lebih tinggi. Dan di luar ternyata ada kasur lipat yang nggak dipake. Saya taro deh di atas kursi. Gemeteren juga. Ayo ta, kamu pasti bisa! Kebodohan kedua adalah saya lupa saklarnya dalam posisi on atau off. Ternyata on. Untung nggak kesetrum. Dan jeng..jeng…lampunya nyala. Terharu loh saya tuipsss :’)

Hari 2
2 November 2012

Hari ini udah diniatin ikut bus yang kedua, jam 08.15. Jadi, saya berangkat dari kosan jam 07.45. Takut naik angkotnya lama. Sampai di BTC jam 08.04. di kantor masih sepi, tapi masih mending daripada pas hari pertama. Bengong-bengong dulu, sampe pas dipanggil pun nggak nyadar-nyadar. FYI di kantor saya dipanggil Nita. Ya karena Pak Otong sekeluarga manggil saya Nita, yaudah di kantor saya kenalan pake nama Nita. Tapi belum kebiasaaaaa. Nita itu kalo di kampung. Di sini kebiasa Cenit. Trus setelah nggak tau mbak Ani teriak berapa kali, saya baru nyadar kalo dari tadi mba Ani manggil-manggil saya. Parbet nggak sih :o Lumayan, ditawarin makan combro, hari itu mba Indah ulang tahun, trus bawa combro banyaak :9

Hari kedua ini bantuin mas Romi. Ngerjain kerjaan Pak Agus sore harinya. Udah lumayan nambah nih hafal orang-orangnya. Pas istirahat keluar, ke BP. Naik bus karyawan juga. Nemenin Nova nyari baju buat kondangan, yang akhirnya nggak dapet. Trus makan mi ayam. Makannya buru-buru, soalnya pesenannya datengnya lamaaaaaa banget. Khawatir udah ditungguin orang-orang di bus. Aduuh, ini bakalan enak banget kalo saya kemana-mananya naik motor :3

Mba Feny, mba Indah, mba Ani, mas Anton, mba Yuli. Lumayan kan ya nambah 5 orang yang aku tau K.

Oiya, pas hari pertama masa ditanya,”hafal tarif-tarif pajak nggak? Kalo saya KUP aja hafal loh. Coba deh sini mau nanya apa aja pasti saya jawab.” Saya Cuma meringis. Belajar lagi wooy!!! Status saya juga bukan magang, tapi SPK namanya, Surat Perintah Kerja. Nggak tau maksudnya apa. Kayaknya sih istilah buat yang bukan karyawan tetap :D

Oke, pokoknya saya mau belajar lagi! Semoga cepet kenal sama banyak orang dan betah yaa J

Rabu, 31 Oktober 2012

Slashtag dan Sehari di Jogja


Kalau nggak ada Slashtag, hari itu saya nggak akan seharian di Jogja.

Berawal dari suatu malam sebelum wisuda, Bulik Yati nanya, “Tata abis wisuda mau ngapain?” Deg. Saya bilang aja rencana saya mau magang di KAP-KAP gitu. Trus bulik bilang kalo kantor Tom2 (sepupu saya, anaknya Bulik) lagi butuh pegawai, dan saya disuruh daftar di sana. Lumayan, kantornya cuma di Jogja. Tiap weekend bisa pulang. Saya iya-in aja.

Malam itu juga langsung telpon Tom2, terus dia  ngasih link ini slashtag.co/lowker.html Sesampainya di kosan, hari Kamis, saya langsung buka webnya. Dan seperti yang telah saya duga sebelumnya, kantor Tom butuh writer/author. Pendaftarannya tinggal bentar lagi. Yaudin saya langsung bikin CV+surat lamaran yang pake bahasa Inggris, soalnya disitu kan ditulis ‘fluent in English’. Umur minimal 23 tahun dan lulusan S1 bukan penghalang saya buat tetep ng-apply. Hhaha…

Hari Senin, 15 Oktober, ketika saya masih di terminal Lebak Bulus, dapet sms dari Slashtag kalau saya disuruh ngecek email. Jelas nggak bisa buka saat itu juga dong. Saya ngebayangin isi email itu bilang kalau saya harus wawancara keesokan paginya. Bakalan seru pasti -_____-

Pukul 05.45 hari Selasa, 16 Oktober, saya baru nyampe rumah. Langsung sholat Subuh, meskipun langitnya udah terang banget L. Jam 06.00 saya langsung nyalain laptop dan online, penasaran sama isi emailnya. Dan jeng..jeng..jeng… email tersebut berkata begini:


Jam 7? Males banget K Saya baru aja nyampe, masa iya harus langsung bikin artikel trus ngacir ke Jogja buat wawancara. Jam 7 pagi itu akhirnya saya memutuskan buat nelpon CP tadi. Nggak diangkat. Sekali lagi. Nggak diangkat. Ngirim sms. Langsung dibales, intinya saya tetep disuruh ngirim artikel dan deadlinenya jam 21.00. Wawancaranya diundur jadi keesokan harinya. Alhamdulillaaaaaah… J

Sore hari baru bikin artikelnya. Langsung dikirim. Terus sms Tri, nanyain masih di Jogja atau enggak. Tapi nggak dibales L Rencananya ke Jogjanyaa barengan Bonita, kebetulan Rabu pagi baru mau kesana. Bapak sempet agak keberatan, nyuruh saya naik bis aja. Aaahh…. Kelamaan. Tapi akhirnya boleh.

Berangkat jam 7 dari rumah. Dan gilaaa ya ternyata, Bonita ngebut banget bawa motornya. Janjian mau dijemput Tom di halte depan UPN, padahal kampus Bonita di UII. Ngerepotin bet deh saya ini. Makasih yah kak @bonitanovia :D

Nggak berselang lama, si Tom dateng dan meluncurlah kami ke Bantul. Salah kostum. Harusnya saya nggak usah pake baju seragam. Wawancaranya nyantai banget. Di rumah gitu, bukan di kantornya. Masnya enak. Saya juga udah nggak kaget sama kerjaan di sana entar. Soalnya saya kan juga pernah jadi writer. Sombong dikit. Di sini tom2network.com. Ini web punyanya Tom. Sempet jadi writer bulan Juli 2011 sampe Oktober 2011. Jadi, tulisan-tulisan di situs itu bulan itu tulisan saya looh. Bodo amat dengan grammar yang masih acak adut. Hehehe… Sekarang web itu udah nggak dipake, usahanya udah dimerger sama Slashtag ini. Temanya juga bukan tentang gadget lagi, tapi home design.

Waktu itu sehari Tom mintanya saya bikin 3 artikel, tapi ya mana bisa. Bisa sih sebenernya, tapi males. Akhirnya sehari cuma bikin 2, itu pun saya kurang disiplin, trus akhirnya dipecat L

Sekitar 10 menitan interview, trus udah. Tom ngobrol bentar sama masnya tadi. Saya nelpon Tri nanyain posisi. Katanya mau ke Tamansari. Yaudin saya minta Tom buat nganterin kesana.

Pas nyampe sana, ternyata belum ada orang. Katanya masih pada makan. Yaelaaah. Makannya dari jam 9 tadi katanya. Untung nggak berselang lama Anggi dateng, si Tom langsung pulang deh. Ngantor. Karena saya sarapan jam 6 pagi dan telah melakukan perjalanan panjang, jam 11 saya udah laper lagi dong. Pembelaan ceritanya. Jajan deh di alun-alun kidul. Tahu tek setengah porsi nggak berasa. Lewat doang -_____-

Pas lagi makan, tiba-tiba si Reza lewat dan berenti. Ngasih tau kalo Tri dan temen-temen 3Q nggak jadi ke Tamansari dulu. Mereka mau ke Keraton dulu. Hufte. Yaudah, si Anggi nebeng Reza buat ngambil mobil yang udah terlanjur diparkir di Tamansari, saya nungguin di tempat makan tadi, trus cabs ke Keraton.

Di Keraton pun nggak langsung bisa nemu Tri. Entah rombongan mereka masuk lewat mana. Setengah jam kemudian baru ketemu. Alhamdulillah….

Dan setelah ketemu mereka, pipi saya tetiba jadi pegel. Ketawa muluuu. Gegara pasangan Yoyo sama Tri ini. Kalian parah!!! Emmm…. Dan agak bikin ngiri. Eh, ngiri atau nganan yaa? Lalala~~ :p

Setelah dari Keraton, solat Dhuhur, baru deh lanjut ke Tamansari. Sempet agak ragu mau ikutan apa enggak, takutnya pulang kesorean. Akhirnya ikut, ada yang nganterin ini ntar. Hehe. Anggi yang nggak ikut. Capek katanya. Umur emang nggak pernah bohong yo bro? :p

Yang ke sana cuma saya, Tri, Yoyo, Reza, sama Dika.  Dika ini juga lucu loh. Haha. Potonya segera diuplot trus ditag ya diiik :D (emang si dika baca ini? -____-). Anak-anak yang lain pada ke Gembira Loka. Kebun binatang.

Jam setengah 4 saya nyoba sms ibu, nanyain boleh nginep atau enggak. Eeh…ternyata boleh :D Langsung deh sms mba @ekaratnasariii. Tapi ternyata….. dia nggak bisa jemput dan ditebengin. Ini semua gegara abang Ariel. Iyaaaa….mba Eka mau nonton konser Noah. Untung masih ada Tikok. Dan dia free malem itu. Yeay!

Jam 4 cabut dari Tamansari. Laperrrr. Perut sudah meronta-ronta lagi. Makan apa ya? Kata Anggi, “makan pempek gimana?” Kemudian saya mikir kenapa nggak sekalian makan babi guling Bali aja???? Diputuskan makan gudeg, di Wijilan. Tri dan temen-temen nyusul kemudian.

Rencananya, abis makan saya langsung ke kosan @dy_dyahtika, tapi ternyata jam 5 sampe magrib Tikok ada acara. Ke Malioboro dulu jadinya. Solat magrib di sana. Terus liat yang jualan sate dipinggir jalan. Dari logat-logatnya si Anggi pengen beli itu sate. Diet woyy!! Katanya mau sekolah itu tuuh. Entar kalo udah jadi pilot beneran, ajakin aku naik pesawat gratis yaa. Hahaha. Yakali dia yang jualan tiket :p

Di Malioboro Anggi nyari baju. Dua kali ditawarin kaos couple. Langsung saya enggak-in lah. Bisa-bisa ditimpuk ceweknya Anggi ntar :p Dari Maliboro langsung cus ke kosan Tikok, di sekitaran UGM. Sempet susah nyarinya, tapi Alhamdulillah ketemu juga. Makasih banget inih udah dianterin. Sukses ya bro! :D

penampakan lumpia 
Nyampe di kosan Tikok langsung mandi dan minjem kaos sekalian. Abis sholat isya langsung keluar lagi. Makan. Ya Allah. Saya cuma ngemil sih. Lumpia. Tapi gede. Di Loempia Boom. Mantep deh! :9 Selesai ngemil lumpia-yang-gedenya-nggak-kira-kira kami berdua ngiter bentar. Nengokin mantan kosan. Terus ke ke Susu Segar. Ngemil susu. Di sana rame juga loh ternyata. Sekitar jam 10 kami udah balik lagi ke kosan. Perut, kaki, dan mata udah nggak kuat.

Jam 11 keesokan paginya baru deh pulang ke Temanggung. kali ini bareng Karet. Hehe. Tiada hari tanpa nebeng ini judulnya.

Thank you yo guys. Makasih juga buat Slashtag yang udah ngasih kesempatan buat interview :D

Jumat, 26 Oktober 2012

Cerita Hujan


Sore ini Temanggung diguyur hujan. Cukup deras. Jalanan kampung di depan rumah sempat banjir. Tidak ada selokan sih di sana. Hujan. Mendung. Gelap. Dingin. Tik tik tik. Enaknya selimutan di tempat tidur sambil baca novel, dengerin radio, ngopi dan ngemil! Perfect!

Ibu sama adek tadi kondangan, cuma ada saya dan bapak di rumah. Pas ke dapur ternyata ada pisang kramat yang sudah cukup dalu. Hmmm…pasti manis banget. Akhirnya goreng pisang deh. Agak gosong dan gembel… haha. Lumayan lah. Terus sekalian bikin secangkir kopi kapal api buat saya dan teh panas buat bapak.

Pukul setengah 6 hujan udah reda, langit kembali agak cerah, tapi sedikit rintik-rintik masih ada. Saya pun keluar. Menatap langit. Saya sukaaaaaa banget ngeliat langit. Di pagi, sore, dan malam. Kalau siang panas soalnya :p Langit itu indah. Warna-warni lagi. Saya juga suka bau tanah ketika hujan datang pertama kali setelah kemarau panjang. Baunya khas banget. Tapi tadi nggak ada bau-bauan kayak gitu, tanahnya udah basah dari kemarin-kemarin. Meskipun sudah 3 hari ini nggak hujan.

*random pict from Google
Saya juga suka hujan. Suasana dan bunyi-bunyian yang dihasilkan dari peristiwa hujan sangat mendukung kegiatan tidur…hhehe. Sebagian malah justru ngerasa hujan selalu bikin galau, haha. Kayak kata si Fatih. Kemarin pas di kosan cuma ada saya, Melin, sama Fatih, dia sempet uring-uringan tiap mendung dan hujan dateng. “Aaaa…kok mendung sih? Bikin galau L”, begitulah kira-kira kalimatnya. Emang apa hubungannya sih mbak?

Iseng-iseng eh saya  nemu artikel di nyunyu.com ini, hahaha. Inilah jawaban pertanyaan tadi B)

Allah sedang menurunkan rezekinya ketika hujan turun bukan? Banyak-banyak berdoa yuk pas hujan menetes dari langit :D

Hujan juga selalu menyimpan cerita tesendiri untuk tiap orang. Sebagian akan sangat membencinya, tapi jauh lebih banyak yang menyukainya. Hujan juga pernah menjadi suatu momen seseorang jatuh cinta. Hei, kamu. Yang jatuh cinta sama temen kamu. Di saat hujan. Di suatu siang. Atau suatu sore? Iya, kamu yang mungkin sekarang sedang nyengir kuda. Atau…emm…sedang bersiap untuk memaki dan mengumpat saya. Terserah kok. Kita udah sama-sama gede ini, bukan anak SD lagi yang suka musuh-musuhan J

Jaman SD. Dulu pas masih kelas 1 sampai sekitar kelas 3 saya bawanya payung. Dulu pernah punya payung yang lucuuuu banget. Gagangnya terbuat dari kayu, trus ujungnya itu bentuk kepala pak Tani yang pake topi. Gambar payungnya juga unik, abstrak gitu. Kelas 4 sampai kelas 6 pakenya mantel. Mantelku dulu warnanya orange. Kalo punyanya mba Wulan (sobat saya) warnanya biru. Trus kita jalan berdua sambil nenteng sepatu gitu.

Dulu pas masih SD juga sering main hujan-hujanan sama sepupu di halaman rumah Mbah. Soalnya halamannya enak, luas, banyak rumput jepangnya. Sama mereka saya juga suka nakal main ke sungai. Inget banget dulu suka renang-renang (nggak jelas), nyari ikan, nyari batu lucu-lucu di sungai. Sekarang kita udah pada gede yaa :’)

Pengalaman cukup tidak menyenangkan ketika hujan turun baru aja terjadi. Sekitaran bulan Juni apa ya? Waktu iu hujan turun deras banget. Dan seperti yang telah saya ungkapkan di atas, saat hujan adalah waktu yang sangat nyaman untuk tidur. Saat itu kira-kira pukul 13.30, setting:  kosan Muslimah. Saya leyeh-leyeh di kamar kosan sambil internetan dan dengerin music. Ngeglosor di karpet. Sempet pasang alarm jam 14.30 karena jam 15.00 nya saya mau ikut audisi nari Gambyong. Dan kemudian tertidurlah saya.

Sayup-sayup saya denger ada yang teriak-teriak. “aaa…. Banjir. Bocor!”, ternyata itu suara Fatih. Saya langsung melek dan ngeliat hape. Jam 15.45. Makjaaaang… saya ngebo banget. Saya langsung kaget setengah mati ketika udah bener-bener sadar. Kira-kira cuma kurang 5 cm lagi, kaki saya di karpet akan tersentuh banjir. Paraaaaaah. Saya tidurnya nggak kira-kira. Kebo banget. Masa air sampe masuk kamar tapi nggak sadar. Saya langsung ngangkat laptop yang ada di lantai. Untung saya taro di atas meja lipat. Huftee.

Anak-anak kosan langsung pada heboh ngeluarin air biar nggak sampe ke depan. Kerja keras banget. Nyingkirin barang-barang yang ada di lantai, karpet, dll. Eh, kayaknya ada yang kelupaan. Harusnya saya ikut audisi nari sore itu. Aaahhh…udah basah-basahan, keringetan, belum mandi, sarmili becek. Akhirnya diputuskan saya nggak jadi ikut audisi L

Tapi sekarang kosan udah nggak banjir lagi, soalnya setelah kejadian itu, atap yang di bagian belakang ditutup rapet dan dibikin tanggul pendek di sekitaran lubang air. Sekali lagi, terima kasih bu Heniiiiii. Ibu kos paling favorit lah ini J

Hujan juga menyisakan suatu cerita buat saya..haha. Jahat dan sadis banget lah saya waktu itu. Kota Tua, Januari 2010. *curcol :p

Ini cerita hujan aku, apa cerita hujan kamu? J

Senin, 22 Oktober 2012

Graduation!!!




**
Tertanggal 3 Oktober 2012, saya luluuuuuuus!!! Alhamdulillah. Tiga tahun. Waktu yang tidak sebentar. Yup, hari itu Direktur STAN, Bapak Kusmanadji me-Yudisum kami. Terharu, bahagia, senang, agak kecewa. But, overall, ucapan alhamdulillah lah yang pasti terucap. Alhamdulillaaaaah J

Berangkat 10 menit sebelum jadwal yang ditentukan. Hari Rabu, pukul 07.20, gadis-gadis Akunisti penghuni ‘Muslimah’ mulai menjejakkan langkah keluar kosan, menyusuri jalan Sarmili. Saya, Tri, Fatih, Indah dan Naim berjalan agak tergesa. Takut terlambat seperti dulu pas pengarahan PKL. Nggak lucu kan yaa kalo kami sekosan harus telat dan nggak boleh masuk lagi untuk kedua kalinya. Pas sampai di sana, ternyata masih banyak yang di luaran jugaaa K

Cukup mengharukan acara ini menurut saya. menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya selalu berhasil membuat hati ini sedikit basah. Saat bapak direktur meyudisium pun, sempat beberapa kali saya mengusap mata. Hahaha… cengeng tak tau tempat dan waktu. Eh, tapi sempet juga deh kayaknya si Ayu ngusap mata gitu… #nyaritemen

Sedikit kecewa dengan IPK yang belum maksimal. Target saya nggak terpenuhi. Mungkin emang segitu  sih usaha saya K

poto bareng Yeni sebelum diyudisium :)
Tapi yaaa, jalan menuju yudisium hari Rabu itu tidaklah mudah. Setelah pikiran dipenatkan dengan laporan PKL, fisik pun harus dikerahkan tenaganya untuk mengikuti Capacity Building. Kerjasama lembaga dengan Kopassus. Gelombang 3 cuma kebagian 4 hari, padahal gelombang-gelombang sebelumnya 8 hari ditempa di Makopassus Cijantung. Yaelaaaah..ditempaaaa.

Karena saya orang Temanggung, makanya saya kebagian yang gelombang terakhir. Entah ini ada hubungannya atau enggak. Tanggal 26 September mulainya. Dan yang penting, saya sama Ayu segelombang. Haha. Kemana-mana sama Ayu, apalagi kalo pas makan XD. Tidur barengan Ayu. Padahal sebenernya velbed kami berjauhan. Bersebrangan gitu. Tapi kebetulan velbed sebelah Ayu kosong, yaudin deh, pindah ke sebelah Ayu.

Pokoknya CiBi kemaren itu empat hari yang “huh” banget. Makan diburu-buruin. Mandi dicepet-cepetin + diirit-iritin airnya. Tapi nyenengin. Punya banyak temen baru. Tapi yaa kapan lagi bisa kayak gini :’) Di malem terakhirnya ada hiburan gitu, organ tunggal. Pengen maju buat nyanyi siih, tapi nggak ada yang neriakin,”cenit…cenit…cenit…!!!” Yaudahlah, mungkin lain kali. Lagian ntar takutnya kalo maju beneran jadi punya banyak fans, terus dibenci sama anak-anak cewek yang ngiri, dan ujung-ujungnya saya nggak bisa move on. Cukup! Ini nggak nyambung K


Abis CiBi, yudisium, terus ada Closing Entries. Farewell party gitu. Agak nggak tertarik sebenernya gara-gara guest starnya Adera. Ya siapa gitu kek. Ten2Five kayak anak pajak atau emmm…. Raisa!!! Muehehe. Tapi sayang juga kalo dilewatkan, kan bisa poto-poto sama anak-anak kelas J

** Here we are!!! 3 W!!!
** Cewe 3 W cantik-cantik yaah, apalagi mba Silmi yang bentar lagi mau nikah :3

Sore sebelum CE, ada Fitrop yang main ke kosan, trus ngajarin pake kerudung yang unyu-unyu gitu. Tapi sayangnya sebelum magrib dia malah pulang. Yaudah nggak jadi gaya-gayaan. Pake kayak biasanya. Dan pas sampe di gedung G, setelah kehujanan dan becek-becekan, disuguhi pemandangan yang superb. Dian Pelangi seperti bertebaran dimana-mana J

Puncak acara dan sekaligus penutup tiga-tahun-yang-tak-terlupakan ini adalah Wisuda. Yayyyy!!! 10 Oktober 2012, Sentul International Convention Center. Dan ini adalah momen untuk pertama kalinya saya dikunjungi orang tua dari kampung. Yang pernah nengokin saya dulu cuma mbak i.

Sempet mau nginep di tempat sepupu saya di Bekasi, tapi kok berasa kejauhan. Terus ternyata ada saudara yang deket Sentul situ, di Cibinong. Jadilah saya sekeluarga nginep di tempat Bulik Ririn, sepupunya ibu. Cuma butuh waktu 10menitan ke Sentul, kalo nggak macet siih.

Malem sebelum wisuda sempet terharu banget gegara sms @ekaratnasariii yang ngucapin 'happy graduation!'. Ada yang inget juga ternyata. Makasih ya kakaaaak :*

Nah, pagi itu, si tante udah mesenin taksi buat kami, udah dari sehari sebelumnya. Janjiannya jam 6 kurang, tapi yaaa, sampe setengah 7 taksinya nggak dateng-dateng. Alhasil, jam 06.45 kami baru meluncur. Mana jalanan di depan komplek macet lagi L  Dan udah dari setengah jam yang lalu saya cuma dieeeeemmmm aja. Bibir saya pun udah bisa dikuncir kali waktu itu. Terus smsin anak-anak kosan sama Ayu juga. Nanyain udah pada masuk belom.

Alhamdulillah nyampe sana belum telat. Udah lari-lari gitu. Dan ternyata saya adalah wisudawati terakhir di meja register saya, soalnya setelah saya registrasi, adek-adek paniitianya pada langsung pergi ninggalin meja. Wuuuuussshhh………

Saya udah bayangin kalo acara wisuda ini bakalan sakral dan bikin terharu gitu. Tapi ternyata enggak. Nggak rapih. Banyak yang seliweran jalan-jalan seenak jidat. Cukup mengharu biru pas persembahan untuk orang tua, ada yang bacain puisi gitu trus backsoundnya lagu Bunda sama Ayah. How sweet! Sayang ih saya gagal manggung di sana. Kan bisa ngerasain apa yang dirasakan si JeBe sama Katy Pary pas nampil disana. Yakaliii… Belum rejeki. Lagian kayaknya ada yang nggak ngarepin saya manggung pas wisuda, gara-gara kejadian di kuliah terakhir. Astagfirullah…

Aaahhh… wisuda itu kayak pintu. Pintu yang menghubungkan suatu ruangan dengan ruang yang lain atau bahkan dengan dunia luar. Nano nano rasanya. Senang. Sedih. Bahagia. Haru. Kecewa. Bangga.

Siapa yang nggak bahagia dan bangga bisa berhasil lulus dari kampus Ali Wardhana ini? Sebuah janji kehidupan yang baru. Sedih karena harus berpisah dengan teman-teman. Bakalan jarang cekikikan bareng-bareng, bingung bareng-bareng, bête bareng-bareng. Karena kita nggak tau kita bakalan kemana setelah lulus ini. Mencari dan menemukan lentera jiwanya masing-masing (ngutip kalimat bang didi :p). Nggak akan pernah ada sebuah pertemuan tanpa diakhiri dengan perpisahan. Asik. Tapi yaa, saya lebih senang bisa merasakan sedih ini. Pertanda kalau emang pernah ada teman-teman yang mengisi kehidupan saya dengan berjuta ceritanya.
** Wisudaaaa!!!
**
dari sekian geng Muslimah, cuma sempet foto sama Naim dan Indah :(
Keluargaaa :')

Nggak akan cukup ucapan terima kasih dan maaf ke temen-temen atas apa yang udah mereka lakuin ke saya dan saya lakukan selama ini. Mungkin nanti di masa depan, suatu saat, kita masih bisa saling bantu lagi. Persaudaraan ini akan tetap erat kan? :’)

** Photos by @saidialhady & @auliaem

Minggu, 21 Oktober 2012

My Very First VideoClip


Ngeri nggak sih baca judulnyaaa? :p
So much thanks buat @saidialhady yang udah ngajakin saya dalam proyek ini…muhehehe. Video ini dibikin sebelum yudisium, setelah saya selesai Capacity Building. Makasiih juga ya @hahanip yang udah bantuin ngesyut J
Semoga besok bisa bikin lebih banyak lagi yaaa!!! 
Here we go: Soulvibe-Biarlah :D


Minggu, 16 September 2012

Curhatan Lebak Bulus



14.32 13 September 2012, Terminal Lebak Bulus

Have you ever feel that something wrong and something bad will happen to you?
Yes, I have!
Saya sedang merasakannya. Semoga perasaan ini memang sesuatu yang sengaja saya buat-buat. Kayak di film-film.
Asli, saya takut. Semoga ini memang sesuatu yang mengada-ada.

Menunda 2 hari lebih lama untuk pulang ke rumah. Tanpa alasan jelas. Kurang begitu jelas.

Hari 1 saya masih pengen sama temen-temen setelah kumpul di kampus, kami nongkrong dulu di dedek imut. Lumayan rame loh cah :D Siangnya diajakin Tri ke kampus, pengen ngeliat Yoyo botak katanya. Tapi sayang hari itu Yoyo berhasil lolos dari penglihatan kami. Lagian yaa, cowok-cowok yang baris di lapangan A kemaren kepalanya botak semua. Belum jodoh kali yuk Tri, ups, belum rejeki maksutnya :p Abis itu ke bebek cabe ijo. Ketemu Saidi yang wajahnya sumringah banget karena laporannya udah dihardcover :D

Ternyata, eh ternyata, Ayu juga ikutan males pulang sore itu. Alhasil, malemnya kami jalan ke Bintaro Plaza. Karaokean 6 buah lagu yang mana nilainya jelek semua. Padahal kemaren pas di InVist aja angka 93 dapet looh -____-

Lain kali kita ke HapPup atau ke InVist aja ya yuu…(Kemaren sebenernya malu mau ngelakuin ini. Kami celingukan dulu, siapa tau ada orang yang kenal. Kan bisa turun tuh pamor kami. Hahaha. Tapi ya udahlah, ditulis di sini juga nggak papa. Biar nggak lupa dan bisa jadi bahan ketawaan di masa depan yang akan selalu dirindukan) :’(

Setelah itu ke Gramed. Nggak beli sih, cuma liat-liat trus mainin komputer yang di tengah-tengah itu. sok-sokan mau nyari buku, padahal cuma iseng. Hahah. Asli, ini Ayu yang ngajakin iseng :p

Hari kedua pagi hari saya jogging sama Yeni dan Tri. Makan pudding buatan Yeni sambil istirahat di depan air mancur STAN, sarapan nasi kuning di Kalimongso, trus duduk-duduk di depan Student Center nan sejuk. Kenyamanan itu bikin saya males beres-beres kamar + pulang siangnya. Meskipun di sore hari akhirnya saya nyesel kenapa nggak jadi pulang hari itu. biar ada kerjaan, akhirnya saya nonton film. AADC. Woooow..film  jaman kapan coba itu :D

Cinta sama Rangga. Satu kalimat: kok bisa ya? Heheh. Moment paling saya sukai adalah ketika Cinta sama Rangga lagi di café. Cinta bacain puisinya Rangga. Awesome!!

Dan saya baru tau kalo ternyata kalimat: “terus salah gue? Salah temen-temen gue?” itu kalimat yang pernah dilontarkan Cinta terhadap Rangga di film ini. Kemana aja gueeeh??? -____-

Tadi pagi menjelang siang saya sama Tri nyari sarapan agak jauhan. Ke Kalmong. Stanline. Makan nasi goreng sambil nonton drama Korea “ Glory Jane”. Dan dijelasin kayak apa juga, saya tetep nggak ngerti Korea2 gitu. Harusnya pagi itu kami makan sepiring berdua aja, porsinya itu loh.

Pulangnya saya ngajakin Tri mampir di kosan yeni. Mau ngintipin Yeni lagi ngapainn + mau pamitan. Cuma setengah jam di sana. Cekikikan. Tiduran di lantai kamar Yeni yang adem. Kemudian pamit. 

Kayaknya, sebelum-sebelumnya saya nggak pernah cipika-cipiki Yeni deh kalo pamitan. Tadi iya. Eh, entah deh, saya lupa. Saya juga minta maaf atas kesalahan saya selama ini. Hehehe. Agak lebeh gitu ya. Terus pulang deh.

Pas mau berangkat tadi, Tri malah lagi tidur L Cuma ada Indah.

Oh iyaa, paginya saya galau. Hahaha…. Pengen nelpon siapaaaa gitu. Kepikiran satu nama. Tapi mau ngomongin apa. Takutnya jadi krik krik. Agak gengsi juga. Eheemmm. Tapi. Yasudahlah.

Akhirnya saya telpon Ayu tercinta, muehehehe. Ngobrolin CB, penginapan Ayu pas wisuda, Ayu sedang apa, saya lagi ngapain, kapan Ayu nikah, apakah saya akan ngambek selama 7 hari 7 malem kalo ternyata nanti Ayu nikah sama *sensor*, dan sebagainya……
Trus udah.

Kali ini saya bener-bener nggak bawa makanan apa-apa. Padahal baru makan sekali juga. Pikir saya sih ntar aja makan pas istirahat. Barusan beli tahu sumedang 6 biji. Tiga ribu rupiah. Hehe. Tadi beli aqua juga ding di bang Ucok, warung sebelah kosan.

Oh iya, alhmdulillah dek Berry muat dimasukin ke tas merah ini. Hihihi. Di kosan tinggal si Piko deh. Tadi naik angkotnya dua kali. C05. S14. Terus bareng mbak-mbak cantiiiiik banget. Eh, kan kamu cantik dari hatimu yaa :3

Hah! That’s all!
Agak lega setelah nulis ini meskipun tulisannya nggak jelas gini. Hahah…

*tulisan ini ditulis sambil duduk di sebuah bangku di terminal Lebak Bulus pas lagi nunggu mobil jemputan OBL. Ditulis di notes warna biru saya pake penciltic pink :))

Hard Cover


Alhamdulillah.. akhirnya punya sebuah karya yang belum pernah ada sebelumnya. Di-hard cover lagi. Sebenernya udah pengen nulis dari kemaren-kemaren, tapi nggak enak karena masih ada temen yang belum beres. And it's so really hard

Dan, sungguh, saat semuanya selesai, hati ini lega. Tapi kali ini nggak ada tangisan dengan backsound lagunya Kerispatih seperti dua tahun lalu yaaa.. hehe*colek @jengdessy

Waktu tingkat satu, saya nggak bisa bayangin apakah saya bisa bikin karya tulis semacam itu. Saat mbak Dian dan mbak Dessy nyusun laporan, saya cuma membatin semoga kelak saya juga bisa.

Suatu perjalanan tidak akan menarik kalau tak ada kerikil-kerikil kecil dan bahkan batu segede gambreng yang menghadang. Lempeng dan lurus-lurus aja kadang membosankan bukan? Dan paling tidak, ini bisa menjadi bahan cerita untuk anak cucu kita saya kelak J

Secara keseluruhan Alhamdulillah saya dimudahkan. Apalagi dengan dosen pembimbing dan dosen penilai seperti Pak Sunu Soebroto dan Pak Supriyadi. Kesulitan yang saya hadapi adalah ketika meminta data dari tempat PKL, KPP 533. Tangisan saya terpaksa menodai suatu pagi yang cerah di instansi tersebut. Soalnya, pihak KPP bilang kalau data tersebut tidak dapat diakses. Setelah memohon-mohon akhirnya boleh, tapi dengan syarat harus ada surat pengantar dari kampus. Sementara itu, pas pengarahan PKL dulu, pihak sekre sama sekali tidak mau melayani pembuatan surat izin permohonan data. Terus gimana dooong?

Berhari-hari sempet kepikiran buat ganti bidang dan gantin tema. Terus di tengah kebingungan itu, nangis deh saya di hadapan mbak Wiwid dan mbak Sari. Hehhe.. Saya kalo nangis emang nggak tau tempat dan waktu. Akhirnya minta tolong mas Agung. Mas Agung ini adalah kakak kelas kami dari Temanggung yang dapet penempatan di STAN. So much thanks buat mas Agung. Beres semuanya. Meskipun saya tetep nggak bisa mengakses CaLK L


Ada begitu banyak cerita juga dari teman-teman dalam proses penyusunan laporan ini hingga akhirnya menjadi laporan yang secara utuh di-sampul-tebal. 

Yoyo sama Tri pamer Laporan yang udah dihardcover :D
Ayu harus bolak-balik Bogor buat nemuin dosbing. Bahkan ada juga yang harus ke Magelang buat nemuin dosbing. Temennya Tri sampe ganti dosbing gara-gara dosennya agak rewel. Yoga dapet dosbing yang sampe pake penggaris buat ngukur margin laporan. Laporan Tyas katanya juga dirombak habis-habisan sama dosnilnya, padahal laporan Tyas baik-baik saja bagi Pak Sunu.

Mbak Dessy (2 tahun lalu), nggak tau masalahnya apa, pulang-pulang dengan wajah kesel. Kecapekan. Kayaknya gara-gara bolak balik kampus deh. Tapi udah bawa laporan yang udah dihardcover. Saya sama mbak Dian lagi berduaan di kamar saya. Tiba-tiba mbak Dessy masuk kamar sambil mewek mau nangis. Kebetulan waktu itu suara bang Sammy sedang mengalun dari laptop saya. Tau lah ya lagu bikinan mas Badai itu kayak gimana, langsung deh saya ganti. Ini supaya keadaan tidak semakin suram dan mbak Dessy nggak terbawa emosi. Tapi ternyata mbak Dessy melarangnya. Alhasil, malam itu tumpahlah tangisan jengdes. Bingung nih ngerangkai kalimatnya. Laporan. Hard cover. Malem. Kesel. Nangis. Kerispatih. Terharu. Seneng.

Fatih, temen kosan saya, punya cerita yang sangat panjang yang ia rangkai bersama dosen pembimbing dan temen sekelompoknya. Entah berapa kali revisi. Susah banget minta tanda tangan bapaknya. Bahkan pernah Fatih disuruh ngambil laporan yang harus direvisi lagi jam 22.30 di rumah dosbingnya itu. Untungnya deket, di Ponjay. Tapi agak nggak lazim yaa. Yang lucu itu, bapaknya mau ngasih tanda tangan asalkan Fatih dan temen-temennya nge-like dulu foto yang diupload bapaknya. Entah bapaknya lagi ikut kompetisi foto2an gitu atau cuma iseng-iseng upload. Hadeeh..

Saidi sepertinya punya cerita yang lebih panjang. Kalau diceritakan secara langsung mungkin nggak akan selesai dalam waktu 3 jam. Bisa kali itu dijadiin buku. Ngeri dan agak bikin merinding kalo denger ceritanya. Karena apa? Ya karena ulah sang dosnil yang agak nyentrik. Istilah yang tepat apa ya? Berapa belas kali revisi? Belum lagi tekanan mental yang dirasakan. Kalau saya ada di posisi itu, mungkin saya tiap hari bawaannya nangiiiiis terus. Dasar cengeng!

Tapi akhirnya semuanya selesai !!!! Lalala yeyeye…… Alhamdulillah. Dan sungguh, Allah tidak memberikan cobaan di luar kemampuan umatNya. Saya nggak bisa ngebayangin kalo saya jadi mereka.

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Next stop: Yudisium & Wisuda
:D