8 Juli
2012. Setengah abad. Bukan usia yang muda lagi. Menopause sudah mendatanginya
sejak beberapa waktu yang lalu. Pasti lelah telah merajainya sejak entah kapan.
Kegetiran hidup dan berbagai imbalannya pun pasti telah ia terima.
Sekali dua
kali beliau mengeluh. Dan entah anak macam apa saya dimatanya. Hanya bisa
mendengarkan dan sesekali mencoba menenangkan. Menguatkan. Ahh..tapi itu tentu
jauh tak ada bandingannya dengan apa yang selama ini beliau berikan. Jutaan untaian
doa, rangkaian petuah, ribuan kalimat perintah, tak terhingga kata “hati-hati”
dan banyak lagi bentuk ungkapan sayangnya yang terangkum dalam cinta kasihnya kepada
saya. Pun kepada dua saudari dan belahan jiwanya.
Sungguh,
kalau bisa saya akan membuatnya bahagia. Bangga. Bangga karena kerja kerasnya
tak sia-sia. Sungguh saya ingin melihatnya menangis. Menangis haru dan bahagia.
Setidaknya sore tadi segelintir tetesan itu sejenak menghampiri pipinya. Saat kami
bertiga memberikan sekotak black forest murahan dan empat lilin mungil. Entah kenapa
empat. Beliau juga tak mempedulikannya.
Peduli apa
ia dengan umurnya? Bukankah yang ia pikirkan hanya kebahagiaan anak-anaknya? Saya
rasa memang begitulah seorang ibu. Semua ibu yang ada di dunia ini. Kasih sayang
ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Tapi, bukan hal yang mustahil
bukan kalau saya punya banyak galah yang kemudian saya rangkai, menjadikannya
satu dan menyaingi panjang jalan yang ada di seluruh jagad ini?
Selamat ulang
tahun, Mi. Semoga Allah menghijabahi doa-doa yang selama ini terlantun.
Tata
sayang Mi :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar