Embarrassing?

Malu-maluin. Yak, sekali lagi saya melakukan tindakan bodoh yang mempermalukan diri sendiri. Malu? Siapa yang peduli. Yang saya rasakan adalah kesal yang sudah tak terbendung. Kalah setiap bermain dan kemudian ada yang bilang “pembawa sial”. Helloo world!!! Saya adalah wanita sensitive. Well, badminton tadi malem memang hanyalah sebuah permainan. Tapi saya yakin kalau kalian juga akan sedih, atau paling enggak merasa tidak puas, kalau kalian kalah terus dalam bermain. Dan pembawa sial?? Sebegitu burukkah saya? Kadang dalam hal-hal tertentu dan di saat-saat tertentu celetukan orang bukan hanya akan lewat di kuping saya, tapi juga membekas di hati.

Saat berkemas dan melepas sepatu mood saya udah nggak oke. Pas mau foto juga agak males-malesan, meskipun akhirnya cengar-cengir juga sih pas dijepret, hehe. Dan klimaks dari rasa lelah + mood yang buruk itu adalah saat menyadari kalau saat itu sudah hampir pukul setengah 11 malam dan NGGAK ADA  seorang pun yang nanyain saya mau pulang sama siapa.

Kembali saya akan menyalahkan kelelahan, kelaparan dan bad mood saya saat itu. Sebenernya biasa dan bisa aja sih saya pulang sendirian. Pas latihan nari kemaren, jam setengah 11 baru selesai latihan di PJMI dan pulang sendirian. Dengan kondisi memang hanya cewek-cewek di sana dan kepepet. Tapi tadi malem? Ada berapa belas teman di sana? Apalagi kepikiran akhir-akhir ini di sekitaran kampus telah terjadi beberapa tindak criminal. Pokoknya perasaan tadi malem jadi nggak enak banget. Akhirnya, nangis. Bukan marah, apalagi takut. Entah..

Wahai para lelaki, tidak bisakah kalian lebih peka? Karena terkadang kami, para wanita, memang terlalu malu untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya kami mau. Oke, bukan kami. Saya. Atau memang tidak seharusnya saya mengharapkan itu semua. Maklum sih, di STAN porsi mahasiswi cuma berapa persen. Jadi, pasti cowok-cowok udah lupa bagaimana memperlakukan kami  saya.